Benarkah Cinta Bisa Dibeli dengan Uang?

Ade Sulaeman

Editor

Benarkah Cinta Bisa Dibeli dengan Uang?
Benarkah Cinta Bisa Dibeli dengan Uang?

Intisari-Online.com - ‘Cinta tidak bisa dibeli dengan uang.’ Ungkapan tersebut tentunya tidak asing di telinga kita. Namun benarkah jika cinta tidak bisa dibeli? Untuk itulah, Brigham Young University melakukan penelitian untuk mengungkapnya.

Hasilnya, cinta terbukti benar-benar tidak bisa dibeli. Selain cinta, hasil studi juga mengungkapkan bahwa uang tidak bisa membeli rumahtangga yang harmonis dan langgeng.

Studi ini melibatkan 1734 pasangan suami istri seantero Amerika Serikat. Setiap pasangan menjalani dan melengkapi sesi tanya jawab, monitor gaya hidup keseharian, dan evaluasi komunikasi.

Peneliti ingin melihat bagaimana pasangan suami istri zaman sekarang terhadap uang dan kebutuhan memiliki segalanya.

Studi menemukan bahwa pasangan yang mengatakan, uang tidak penting, lebih stabil 10 hingga 15 persen dalam menjalani rumahtangga. Mereka juga memiliki kualitas kebahagiaan yang lebih tinggi, dibandingkan pasangan yang matrealistis.

“Pasangan yang keduanya sangat menjunjung tinggi uang, menjalani pernikahan yang buruk,” jelas Jason Caroll, Profesor Hubungan Keluarga dan Rumahtangga, di Birgham Young University.

Caroll yang juga ketua peneliti mengatakan bahwa ada pola nyata pada pasangan yang sangat matrealistis, mereka payah dalam menanggulangi konflik dan memiliki komunikasi buruk satu sama lain.

Lalu, satu dari lima pasangan suami istri yang menilai uang sangat tinggi, selalu bertengkar karena rasa tidak puas pada kehidupan secara finansial.

“Pasangan yang memiliki pernikahan tidak harmonis, sebenarnya tidak juga hidup kaya raya, tetapi mereka menganggap uang bisa membahagiakan mereka. Mereka membutuhkan uang lebih dari butuh kesehatan jasmani,” jelasnya.

Studi yang telah dipublikasikan dalam Journal of Couple & Relationship Therapy ini, menyimpulkan bahwa cara pandang individu pada uang yang menghancurkan kebahagiaan hidup keseluruhan.

Sebab, pasangan yang kaya raya sekalipun tetapi memandang uang sebagai kunci utama hidup, juga menjalani rumahtangga yang sarat konflik dan tidak tentram.

(Rakhma/kompas.com)