Penulis
Intisari-Online.com – Memilih rekan bisnis tentunya berbeda dengan memilih karyawan. Salah pilih karyawan mungkin tidak terlalu besar dampaknya, tapi salah pilih rekan bisnis bisa panjang urusannya.
--
Sofie merupakan pemilik restoran seafood di salah satu kawasan di Kota Tangerang. Restoran itu ia percayakan untuk dikelola oleh Dinda, saudara sepupunya yang pandai membuat masakan seafood. Sofie berpikir, melakukan kerja sama dengan saudara sendiri, rasanya tidak perlu membuat perjanjian yang terlalu formal. Namun, setelah beberapa bulan berjalan, Sofie mulai mencium kejanggalan. Keuntungan yang didapat tak berbanding lurus dengan banyaknya pelanggan yang datang ke restorannya. Selidik demi selidik, ternyata sebagian dari keuntungan usaha itu banyak digunakan oleh Dinda untuk kebutuhan pribadinya.
(Baca juga: Catat! Bisnis Waralaba Tingkat Keberhasilannya 75 Persen)
Memang terkadang kita lebih mudah memilih rekan bisnis dari teman dekat atau saudara, karena kita anggap sudah kenal. Namun kesalahannya, saat bicara soal investasi, pembagian hasil, dan lain sebagainya, sering kali digampangkan. Padahal itu merupakan poin penting dalam menjalin kerja sama bisnis dengan siapa pun.
Alasan lain orang memilih teman dekat atau saudara sebagai rekan bisnis karena mereka belum memiliki pekerjaan, memiliki banyak waktu luang, dan bisa menjadi rekan bisnis kita secara penuh waktu. Tanpa sadar kita menyimpang dari sikap-sikap profesional yang seharusnya dilakukan.
Menurut Hendy Setiono, pendiri dan CEO Baba Rafi Enterprise, sebenarnya keluarga atau teman dekat bisa menjadi rekan bisnis yang sangat baik. Mengingat mereka merupakan orang yang sudah kita kenal dengan baik dan tahu kemampuannya. Namun, ada syaratnya. “Kita harus bisa menjaga komitmen untuk selalu bersikap profesional,” kata Hendy.
Kenali dengan intuisi
Rekan bisnis memiliki peran yang sangat penting dalam mengembangkan suatu usaha. Bagi Hendy pribadi, rekan bisnis merupakan faktor yang sangat krusial dalam menjalankan usaha. Karena dengan memiliki rekan bisnis, kita bisa saling melengkapi kekurangan masing-masing dan mencapai hasil yang lebih maksimal. “Sejujurnya Baba Rafi juga tidak akan bisa berkembang sampai sejauh ini tanpa kerja sama dari para rekan bisnis kami,” jelas Hendy, rendah hati.
(Baca juga: Bisnis Truk Kuliner Makin Menggiurkan)
Karena sebegitu pentingnya arti rekan bisnis bagi Hendy, ada beberapa hal penting yang dapat kita pelajari saat ia memilih rekan bisnisn. Hendy memberi contoh pada usaha Kebab Turki Baba Rafi (KTBR) yang telah melambungkan namanya. Pertama, rekan bisnis itu harus menyukai jenis usaha di bidang kuliner. Termasuk juga menyukai jenis makanan kebab, sebagai produk yang dijualnya. Tidak hanya itu, calon rekan bisnisnya juga harus pernah menjadi pelanggan KTBR. Hendy berpikir, kalau calon rekan bisnis kita saja tidak tertarik dengan produk yang akan dijualnya, bagaimana ia bisa berkontribusi maksimal mengembangkan bisnis ini?
Hal penting kedua, calon rekan bisnis harus memiliki komitmen yang kuat untuk mengembangkan brand KTBR, serta mau bekerja keras dan berperan aktif dalam mengoperasikan bisnis ini. Karena komitmen yang kuat tidak hanya membuat orang kuat menghadapi risiko dalam bisnis, tapi juga siap menghadapi keberhasilan. Artinya, ia tidak akan bertindak negatif terhadap usaha itu, seperti membawa lari keuntungan yang telah didapat, atau lain sebagainya.
Selain itu, track record juga me-rupakan faktor penting saat memilih rekan bisnis. Karena pihak yang diajak bekerja sama dapat berasal dari berbagai kalangan, mungkin sekali kita belum mengetahui asal usul serta track record-nya dalam berbisnis. Kita bisa melakukan research kecil-kecilan mengenai latar belakang dan peng-alaman bisnis calon rekan bisnis kita. Misalnya dengan bertanya pada pihak yang pernah bekerjasama dengan orang yang bersangkutan. Dari situ kita bisa mengetahui kualitas orang tersebut. Semua ini diperlukan, agar kita tidak kecewa di kemudian hari.
Terakhir, kita harus yakin bahwa calon rekan bisnis itu benar-benar bisa dipercaya. Maksudnya tidak hanya bisa dipercaya dalam hal karakter, tapi juga bisa dipercaya akan kemampuannya dalam men-jalani tugas dan tanggung jawab-nya. Pastikan ia benar-benar memiliki kemampuan yang kita perlukan. Menurut Hendy, melalui pola komunikasinya saja kita bisa sedikit menebak seberapa luas wawasan orang bersangkutan, terutama mengenai bisnis yang akan kita geluti. Mengetahui seseorang dapat dipercaya atau tidak, memang gampang-gampang susah. Tidak ada ilmu pasti yang dapat membuktikan seseorang itu jujur atau tidak. Caranya kita harus belajar peka, banyak bergaul dengan berbagai macam orang, membaca buku psikologi, dan belajar dari pengala- man. Itulah yang dilakukan Her- man Susastro, Direktur PT Galva Technovison, untuk mengenali calon rekan bisnisnya. “Ibaratnya kita harus punya intuisi yang ta- jam gitu,” ujar Herman yang sudah memimpin perusahaan yang bergerak di bidang penjualan alat-alat broadcast.