Find Us On Social Media :

Sempat Sangat Dekat, Inilah Penyebab Tersingkirnya James Hewitt dari Kehidupan Putri Diana

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 19 Juni 2018 | 10:45 WIB

Intisari-Online.com – Tahun 1989, masa ujian berat bagi hati James. Angkatan Darat menugaskannya ke Jerman selama 2 tahun. Cinta dan ketergantungan pada Diana harus beradu dengan loyalitasnya sebagai prajurit.

Ketaatan pada tugas ketentaraan keluarga Hewitt - bahkan kakek James seorang laksamana – memang jadi inspirasi utama. James harus berangkat. Padahal  Diana tak mau ditinggalkan.

Dengan kewenangan sebagai kolonel, pangkat tituler sang Putri di Resimen Royal Hussars ke-13/18, serta koneksinya di AD, Diana mencoba menggagalkan perintah atas James. Apa mau dikata, ia tak berhasil. Berangkatlah James diiringi tangis dan kemarahan Diana.

Sejak itu, tak ada kabar tentang Diana ke Paderborn, pangkalan pasukan James di Jerman. Puluhan kali telepon dan kiriman surat ke Kensington tak pernah dibalas, menyebabkan James beranggapan, asmaranya dengan Diana sudah berakhir.

Sampai Natal 1990, ketika James pulang ke Inggris, sekali lagi ia mencoba menemui Diana. Bagaimanapun, hatinya masih tertambat di sana.

Baca juga: Kelahiran Pangeran Harry Memicu Konflik antara Putri Diana dan Pangeran Charles, Ternyata Alasannya Sepele

Ternyata, Diana justru menangis tersedu, menyadari siksaan batin ketika berpisah. Sungguh, keduanya tak bisa dipisahkan.

Saat itu, kecamuk suasana Teluk mulai terdengar. Cepat atau lambat, James pasti dikirim ke sana. Ketika saatnya tiba, Diana tak bisa lagi menghambat. Kepentingan Perang Teluk sungguh besar, berarti segalanya bagi James. Tapi Diana kembali risau ketika berpikir, misi perang seperti itu tak jelas batas waktunya.

James Hewitt pun sama risaunya. Kebanggaan maju ke medan perang, dengan bekal pengalaman 16 tahun  sebagai tentara, lagi-lagi beradu dengan perasaannya akan Diana. Ia masih juga bingung bagaimana akhir dari hubungan itu. Maka bukan hanya sekali James menabur harapan konyol: lebih baik mati di Teluk.

Diana mendua. Di satu pihak ia tak ingin kehilangan James - karenanya rajin berkirim surat ke medan perang -, di lain pihak ia ingin memperingan beban James dengan menghapus kehadiran sang Arjuna dari bayangannya.

Ia mencoba berteman dengan James Gilbey dan Mayor David Waterhouse, yang belakangan juga dikirim ke Teluk, namun tak kunjung bisa. James masih ada di hatinya.

Baca juga: Panggilan 'Grandma' Sudah Diberikan untuk Putri Diana, Ini Panggilan Kedua Anak William-Kate Kepada Camilla

Saat itu, perpisahan antara Diana dan Charles telah jadi pembicaraan umum. Media menyoroti hampir tiap jengkal langkah Charles dan Diana.

Cerita para tentara di medan perang bahwa James sering mendapat kiriman surat dari Putri Wales mulai jadi fokus media. Pada saat yang sama, gerak dan langkah Diana mulai diperketat oleh istana.

Emma Stewardson, pacar James sebelum Diana, ternyata kembali memberi perhatian dengan beberapa kali kirim surat. la terperanjat manakala tahu, James juga menerima banyak surat dari Putri Wales. Emma sakit hati, dan mengumbar ceritanya kepada koran Minggu.

Sepulang James dari Teluk, ia benar-benar jadi pusat perhatian. Baik oleh media, maupun oleh istana dan Pangeran  Charles. Ia tak leluasa lagi berhubungan dengan Diana. Apalagi menemuinya.

Mendadak, berbagai kesulitan bermunculan. Di pasukan, ia tak lagi mendapat tempat. Di AD, nota-nota penolakan diterimanya. Teman-teman yang bertahun-tahun jadi sahabat, serta-merta membalikkan badan.

Baca juga: Mengesankan, Ini 7 Foto yang Membuktikan Bahwa Kate Middleton Adalah 'Reinkarnasi' Putri Diana

Ekspos media bertubi-tubi muncuL James makin jauh dari Diana. Ia sadar, hubungan antara keduanya dipisahkan oleh media. Berbaur dengan berbagai perasaan lain, James tak bisa apa-apa.

Sekali lagi, ia mencoba meyakinkan diri, barangkali hubungannya dengan Diana sudah berakhin. Ia pulang ke  rumah ibunya, lantas menjalin hubungan dengan orang lain untuk melupakan Diana.

Ketemulah ia dengan Sally Faber, istri anggota Partai Konservatif David Faber, yang nasib perkawinannya tak jauh beda dari Diana. Harapan telanjur tercuat, namun James tak bisa membohongi diri sendiri. Ia masih terikat batin dengan Diana.

Lagi-lagi kebingungan besar bagi James. Ia hampir tak  tahu  jalan keluar mana yang harus dia pilih. Memulai sesuatu yang baru, dengan menjalin cinta dengan gadis biasa, ia tak bisa karena ia hanya punya pengalaman cinta rahasia.

Baca juga: Tak Disangka, Pangeran Charles Ternyata Juga Pernah Menjalin Hubungan dengan Saudara Kandung Putri Diana

Meneruskan hubungan dengan Sally juga tidak. Apalagi belakangan, ketika media terasa makin menohok-nohok, David Faber mengumumkan perceraian di depan Majelis Rendah.

Ia bilang, penyebab perceraian adalah hubungan Sally dengan James Hewitt.

Tak ada lagi kesempatan bagi James untuk bebas. Ia keluar dari AD, mengembara ke Afrika dan kembali lagi ke Inggris dengan suasana tak beda. Masa depan tetap tak jelas baginya.

Seluruh hati, pikiran, jiwa, dan raga masih dipenuhi oleh Diana yang juga kesepian dengan penderitaannya. James tak tahu, sampai kapan ia bisa bertahan dalam keterpisahan itu.

(Ditulis oleh Mayong Suiyo Laksono. Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari Februari 1996)

Baca juga:Pangeran Charles yang Tak Bisa Sepenuhnya Mencintai Putri Diana karena Punya Sifat-sifat Ini