Find Us On Social Media :

Memanen Ratusan Juta Rupiah dari Rumah

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 1 Desember 2016 | 13:33 WIB

Bisnis rumahan bisa meraup ratusan juta rupiah

Intisari-Online.com – Bisnis rumahan bisa menjadi pilihan kaum perempuan untuk mendongkrak ekonomi keluarga tanpa harus meninggalkan rumah. Jika serius, omset ratusan juta per bulan  bukan mimpi di siang bolong.

--

Pilihan itulah yang  diambil Jennifer Rossian. Insinyur teknik industri lulusan Universitas Tarumanegara, Jakarta, ini tidak menunggu pekerjaan datang atau terus sibuk melamar kerja. Dia memilih untuk menseriusi usaha kecil-kecilan yang ditekuninya sejak masih mahasiswa.

Dari sebuah ruangan berukuran tak lebih dari 4x3 m di rumahnya di bilangan Jln. Pademangan 3 Raya, Jakarta Utara, dia memberdayakan diri dan menggerakkan ekonomi keluarga. Caranya, berjualan USB flash memory atau biasa disebut flashdisk dengan bentuk-bentuk yang unik. Bentuk flashdisk-nya dirancang menyerupai pernak-pernik aksesoris yang bisa dipajang. Ada bentuk kamera, burger, botol bir, popeye, pisang, dll.

Jennie, panggilan akrabnya, tampak paham betul akan potensi bisnis yang ditekuninya. Merebaknya teknologi informasi memberi ceruk bisnis untuk berjualan aksesoris komputer jenis fancy tersebut. Pada 2008, selulus kuliah, dia fokus mengembangkan bisnis flashdisk. Modal awalnya waktu itu Rp300 ribu, hasil patungan dengan partner-nya, Willy, yang tak lain  adalah pacarnya. Referensi produk yang menarik mereka cari dari internet.

Semula mereka hanya melihat apa sedang tren di luar negeri. Info barang yang menarik mereka dapatkan dari situs online dari Cina. Tanpa berpikir panjang, Jennie membeli sekitar 50 buah. Sayangnya, begitu kirimannya sampai, banyak barang yang rusak. angka waktu pengirimannya pun lama. Beruntung, barangnya tetap laku dijual karena modelnya terbilang baru, meski di Cina sebenarnya sudah “usang”. Semakin lama, bisnis ini semakin asyik ditekuni dan terus berkembang hingga sekarang.

Kiat mengalahkan pesaing

Jennie mendapatkan barang produk Cina melalui belanja online. Empat-lima tahun silam di Indonesia belanja online memang belum begitu populer, tapi di Cina sudah ramai. Hanya saja waktu pengirimannya lama, butuh 1-2 bulan.

Sementara itu muncul ancaman lain: makin banyak orang yang meniru jualan aksesoris komputer. “Ternyata berjualan barang yang sama dengan orang lain memunculkan kompetisi tidak sehat, saling sikut,” aku Jennie berterus terang.

Oleh karena itu, dara kelahiran Jakarta, 6 Juni 1989, ini harus memutar otak. Untuk mengalahkan pesaing, dia kemudian mencoba menciptakan nilai tambah dari barang yang dijualnya. Caranya, pertama, membuat situs sendiri. Semula Jennie berjualan di Kaskus, situs forum komunitas maya terbesar di Indonesia. Karena kompetitornya terus bertambah, dia sempat pindah ke tokopedia.com.

Akan tetapi, Jennie lagi-lagi menemui hambatan serupa. Akhirnya di tahun 2009 Jennie memutuskan membuat situs sendiri, www.juraganelektronik.com. “Kami berpikir, daripada ngeramein situs orang, mengapa kami tidak bikin sendiri saja dan dibikin ramai,” papar Jennie.

Kedua, dia membuat sendiri foto-foto produk barang yang dijualnya secara online. Sementara orang lain hanya memasang foto-foto yang dikeluarkan oleh produsennya.

Ketiga, membuat strategi pemasaran yang jitu. Sebagai contoh, melalui promo dengan paket diskon, sistem bonus, dan bebas ongkos kirim. Dalam hal ini, diskon merupakan promo yang paling simpel. Misalnya, barang yang biasanya dijual Rp10.000, setelah dikenai diskon 20%, jadi Rp8.000. Seiring waktu, promonya semakin beragam. Tentunya hal ini dilakukan setelah dikalkulasi potensi keuntungannya.

Promo yang paling rumit adalah bebas ongkos kirim ke seluruh wilayah Indonesia. Langkah ini sempat mau dilakukan tapi pematangan ide dan operasionalnya masih diproses. “Kami perlu statistik,” ujar Jennie. Misal, dalam rentang tiga bulan sudah mengirim barang ke mana saja. Lalu dicari jumlah rata-rata biaya ongkos kirimnya: per barang jatuhnya kira-kira berapa? “Dari situ bisa diperkirakan, apakah kita mampu memberi fasilitas bebas ongkos kirim kepada pembeli. Namun ide ini belum terlaksana, masih kami godok,” tambah Jennie.