Find Us On Social Media :

Cerita di Balik Lahirnya Kaus Kaki, Dulu Bahannya dari Bulu Hewan dan Kulit

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 21 Juni 2018 | 21:00 WIB

Intisari-Online.com – Sejak awal, kaus kaki sudah menjadi bagian gaya busana dan pelindung kaki agar nyaman, bersih, bebas lecet, dan hangat.

Bentuk dan bahannya saja yang berkembang. Dari lembaran kulit hewan yang diikatkan di sekeliling pergelangan kaki hingga kaus kaki rajut dari katun, wol, sutera, bahkan serat buatan macam nilon.

Kaus kaki tertua tercatat dikenakan bangsa Yunani Kuno di abad ke 8 SM dengan bulu hewan kusut untuk penghangat.

Sementara bangsa Romawi membungkus kaki dengan kulit atau bahan tenun.

Orang Inggris menyebut kaus kaki sebagai sock, yang diambil dari bahasa Latin, soccus. Soccus adalah sejenis sepatu yang dikenakan aktor komedian Romawi. Mirip kaus kaki yang pas di kaki dan mudah dilepas.

Baca juga: Cukup Pakai Kaus Kaki Basah Saat Tidur, Maka Anda Akan Sembuh dari 3 Penyakit Ini! Coba Yuk!

Bangsa Romawi kadang memakai soccus dengan sandal. Kala masuk ruangan, sandal dilepas dan kaus kakinya tetap dipakai.

Di abad ke-12, kaus kaki bermakna sepatu bawah, sandal atau rajutan penutup kaki yang kadang memanjang ke lutut.

Di era 1490-an, kaus kaki yang menyatu dengan celana pendek membentuk celana panjang ketat dari sutera berwarna, wol, dan beludru, digemari.

Lalu muncullah istilah stocking yang menggambarkan penutup kaki dan tungkai pada tahun 1583.

Abad ke-18 sudah jamak pria dan wanita mengenakan stocking putih dari wol atau sutera.

Baca juga: Sering Dilakukan, Pakai Sepatu Tanpa Kaus Kaki Bisa Berdampak Buruk

Pada 1589 Yang Terhormat William Lee of Nottinghamshire dari Inggris menemukan mesin rajut kaus kaki.