Penulis
Intisari-Online.com – Sejarah pemakaian bahan bakar bisa dikatakan sama tua dengan sejarah penemuan api oleh manusia.
Sherwood L. Washburn, di dalam bukunya Social Life of Early Man, memperkirakan penemuan api terjadi pada satu juta tahun sebelum Masehi (SM).
Bahan bakar yang dipakai saat itu masih berupa kayu-kayuan dan dedaunan.
Dengan api itu nenek moyang kita memanggang biji-bijian dan daging hewan buruan. Juga menghangatkan tempat tinggal mereka di musim dingin.
Seiring dengan perkembangan kecerdasan manusia, bahan bakar yang dipakai tidak hanya dari kayu.
Menurut ensiklopedia Britannica, penggunaan bahan bakar minyak bumi pertama kali diperkirakan sekitar 5.000 tahun SM oleh bangsa Sumeria, Asyiria, dan Babilonia kuno.
Mereka mengumpulkan minyak bumi bukan dari pertambangan seperti yang lazim di zaman sekarang tapi dari rembesan minyak bumi di permukaan tanah.
Namun, fungsi utama minyak bumi masa itu bukan sebagai bahan bakar tetapi sebagai obat luka, pencahar, atau pembasmi kutu.
Seiring dengan perkembangan peradaban, minyak bumi kemudian dipakai untuk keperluan perang.
Pada abad pertama Masehi, bangsa Arab dan Persia berhasil menemukan teknologi destilasi sederhana minyak bumi.
Baca juga: Hebat! Pria Asal Surabaya Ini Bisa Mengubah Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar Minyak
Destilasi ini menghasilkan minyak yang mudah terbakar. Minyak ini kemudian dipakai untuk tujuan militer.
Ekspansi bangsa Arab ke Spanyol merupakan awal lahirnya teknologi destilasi di kalangan masyarakat Eropa Barat pada abad ke-12.
Tapi sampai di sini, minyak bumi masih belum menjadi bahan bakar utama. Saat itu belum ada teknologi mesin yang bisa menggerakkan motor.
Beberapa abad kemudian, bangsa Spanyol melakukan eksplorasi sumber minyak bumi di tempat yang sekarang kita kenal sebagai Kuba, Meksiko, Bolivia, dan Peru.
Pada pertengahan abad ke-19, masyarakat Eropa dan Amerika Utara mulai menggunakan minyak tanah atau minyak dari batubara untuk lampu-lampu penerangan.
Baca juga: Ini 10 Fakta Menarik dari Kuwait, Negara yang Kaya akan Minyak
Pada awalnya, yang dipakai untuk menggerakkan mesin adalah tenaga otot manusia, hewan, atau bahan bakar kayu.
Setelah James Watt menemukan mesin uap yang memicu revolusi industri, masyarakat dunia terus menerus mencari sumber energi yang lebih murah dan praktis.
Lalu ditemukanlah minyak cair dari dalam perut Bumi. Minyak ini berasal dari sisa fosil yang terpendam di perut Bumi selama berabad-abad.
Minyak ini memenuhi semua kriteria bahan bakar yang murah dan gampang digunakan.
Pengeboran minyak bumi pertama yang tercatat sejarah dilakukan di Pennsylvania, Amerika Serikat, pada tahun 1859, di tambang milik Edwin L. Drake, pelopor industri minyak bumi dunia.
Baca juga: Trump Putuskan AS Keluar dari Kesepakatan Nuklir dengan Iran, Harga Minyak Langsung Bergejolak
Sebelum ada stasiun pengisi bahan bakar umum seperti sekarang, pemilik kendaraan bermotor pada zaman dulu membeli minyak bumi untuk kendaraan mereka menggunakan jerigen.
Dengan semakin berkembangnya teknologi kendaraan bermotor, jenis bahan bakar minyak pun menjadi semakin beragam.
Minyak mentah (crude oil) hasil penambangan didestilasi menjadi beberapa fraksi bahan bakar seperti minyak tanah, solar, dan bensin.
Bahan-bahan bakar ini berisi rantai hidrokarbon (hidrogen dan karbon).
Ketika dibakar dengan oksigen, rantai hidrokarbon ini menghasilkan energi dan karbon dioksida.
Baca juga: Irak dengan Alam yang Kaya dan Subur Serta Cadangan Minyak yang Besar Membuat AS Ingin Menguasainya
Energi ini dipakai untuk menggerakkan mesin untuk berbagai keperluan, mulai dari kendaraan bermotor, industri, sampai urusan dapur.
Sementara karbon dioksida di atmosfer yang menumpuk sejak revolusi industri pada abad ke-19 itu kini dikambinghitamkan sebagai biang keladi pemanasan global.
Di abad ke-20, dunia boleh dikatakan benar-benar tergantung kepada BBM. Padahal BBM merupakan sumber energi yang tidak terbarukan.
Deposit minyak di perut Bumi makin lama makin berkurang. (Emshol)
(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Juli 2008)