Duh, Menurut Studi Orang yang Kesepian Lebih Mungkin Terkena Penyakit Jantung

Mentari DP

Penulis

Mereka menemukan bahwa kesepian terkait dengan risiko kematian dua kali lipat pada wanita dan hampir dua kali lipat pada pria.

Intisari-Online.com – Tim peneliti dari Denmark mempresentasikan hasil studi mereka pada hari Sabtu (9/6/2018) di Dublin.

Menurut hasil studi tersebut, kesepian adalah prediktor kuat kematian dini.

Sebab, orang yang kesepian lebih mungkin meninggal karena penyakit kardiovaskular.

Mereka menemukan bahwa kesepian terkait dengan risiko kematian dua kali lipat pada wanita dan hampir dua kali lipat pada pria.

"Kesepian lebih umum hari ini daripada sebelumnya,dan lebih banyak orang hidup sendiri," kata penulis utama Anne Vinggaard Christensen, mahasiswa PhD di Copenhagen University Hospital di Denmark, dilansir dari independent.co.uk.

Baca juga:Hati-hati, Dampak Kesepian Bisa Lebih Buruk daripada 15 Rokok Sehari Lho, Ini Penjelasannya

"Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa kesepian dan isolasi sosial terkait dengan penyakit jantung koroner dan stroke, tetapi ini belum diteliti pada pasien dengan berbagai jenis penyakit kardiovaskular."

Studi ini juga mengungkapkan bahwa orang yang merasa kesepian tiga kali lebih mungkin melaporkan gejala kecemasan dan depresi. Hal ini ini berlaku untuk pria dan wanita.

Orang-orang ini juga melaporkan kualitas hidup yang jauh lebih rendah secara umum jika Anda kesepian.

Studi ini dipresentasikan di EuroHeart 2018, konferensi keperawatan tahunan European Society of Cardiology.

Studi ini melibatkan data dari 13.463 pasien yang menderita penyakit jantung iskemik, aritmia (irama jantung abnormal), dan gagal jantung atau penyakit katup jantung.

Kualitas jaringan sosial mereka dinilai melalui menghubungkan data dari register nasional dengan hasil dari survei DenHeart, yang diberikan kepada semua pasien yang dipulangkan dari lima pusat jantung di Denmark antara April 2013 dan April 2014.

Baca juga:Bertahun Hidup Kesepian, Kakek 80 Tahun Ini Menyediakan Diri untuk Diadopsi tapi Maut Lebih Dulu Meminangnya

Dalam survei, pasien diminta untuk menjawab pertanyaan mengenai kesehatan fisik dan mental mereka selain menyebutkan tingkat dukungan sosial mereka.

Ukuran kesepian diperiksa melalui dua pertanyaan, yaitu "Apakah Anda memiliki seseorang untuk diajak bicara ketika Anda membutuhkannya?" dan "Apakah Anda merasa sendirian kadang-kadang meskipun Anda ingin bersama seseorang?".

Vinggaard Christensen menambahkan bahwa sangat penting untuk mengumpulkan data tentang pasien yang tinggal sendiri dan mereka yang tidak karena hidup sendiri tidak selalu mengarah pada kesepian dan tidak hidup dengan orang lain tentu mengimunisasi Anda dari isolasi sosial.

"Kesepian adalah prediktor kuat kematian dini, kesehatan mental yang lebih buruk, dan kualitas hidup yang lebih rendah pada pasien dengan penyakit kardiovaskular, dan prediktor yang jauh lebih kuat daripada hidup sendiri, pada pria dan wanita," katanya.

“Kita hidup di masa ketika kesepian lebih hadir dan penyedia kesehatan harus mempertimbangkan hal ini ketika menilai risiko.”

“Studi kami menunjukkan bahwa mengajukan dua pertanyaan tentang dukungan sosial memberikan banyak informasi tentang kemungkinan memiliki hasil kesehatan yang buruk,” tutupnya.

Baca juga:Dalam Kesepian Napi Diharapkan Bertobat dan Diharapkan Mengembangkan Keterampilan yang Didapat di Dalam Penjara

Artikel Terkait