Find Us On Social Media :

Ketika Para Budak Naik Tahta: Tak Hanya Jadi Penguasa Kesultanan Islam, Mereka Juga Dirikan Bangunan-bangunan Megah

By Moh. Habib Asyhad, Sabtu, 9 Juni 2018 | 16:15 WIB

Intisari-Online.com - Kalau Anda pergi ke Kairo, Mesir, dan sempat mengunjungi Masjid Sultan Barquq, Anda pasti akan terpesona oleh arsitektur dan hiasa pada masjid tersebut.

Langit-langitnya penuh ornamen warna-warni dengan desainnya yang khas dan apik. Masjid itu dibangun pada 1389 dan termasuk dalam zaman Mamluk.

Zaman itu Kairo merupakan salah keajaiban dunia.

Mamluk sebenarnya merupakan istilah bahasa Arab untuk menyebut orang-orang yang diperdagangkan, yakni para budak, orang yang ditawan, atau orang yang dihadiahkan sebagai upeti.

Golongan orang-orang itulah yang kemudian berhasil merampas tahta, bahkan bisa mewariskan kepada turunannya.

Mereka mula-mula “merintis karier” dari pasukan pengawal elite Kalifah Baghdad pada awal sejarah Islam. Golongan Mamluk yang terkenal berasal dari Turki di Asia Tengah.

Kerajaan Mamluk pertama di Mesir dan Suriah didirikan oleh pimpinan laskar Mamluk yang bernama Bahri Mamluk. Ia digulingkan oleh Barquq, yang kemudian mendirikan kesultanan pada 1382.

Baca juga: Perjanjian Giyanti, Perebutan Kekuasaan Kerajaan Mataram yang Melahirkan Kesultanan Yogyakarta

Periode Bahri (1250-1382) dan periode Burji (1382-1517) adalah dua periode penting dalam pemerintah para Mamluk.

Dalam peridoe Bahri, Baybar, Nasir, dan Sultan Hasan adalah sultan-sultan Mamluk yang ternama. Di zaman pemerintahan Baybar, diplomasi dan militer meluas.

Baybar dikenal berkat keberaniannya di medan perang, keterampilannya sebagai negarawan, dan terutama energinya yang tak kunjung padam sebagai pejuang Islam, sehingga mendapat tempat di hati rakyat.

Ia menjadi buah bibir dan pahlawan cerita romah di Kairo serta Damaskus di awal abad 20.

Zaman Sultan Nasir merupakan zaman kejayaan para Mamluk. Permusuhan dengan bangsa Mongol diakhiri dan perdagangan dijalankan bersama-sama mereka.