Sangat Takut Ketinggalan Informasi? Itu FOMO namanya! Begini cara mengatasinya

Yoyok Prima Maulana

Penulis

FOMO alias Fear Of Missing Out Merupakan Gejala Serius yang Mesti Segera Ditangani

Intisari-online.com—FOMO merupakan singkatan dari Fear Of Missing Out, salah satu gejala yang terjadi berhubungan dengan KEPO alias Knowing Every Particular Object. KEPO dan FOMO biasanya terjadi pada orang-orang yang ingin tahu banyak akan kehidupan orang lain. Khususnya dari media sosial.

Apalagi saat ini, media sosial membuat banyak orang semakin ingin tahu mengenai kehidupan orang lain. Kita ingin tahu bagaimana pekerjaannya, kekayaannya, bahkan bagaimana aktivitasnya sehari-hari. SehinggaFOMO bisa menyebabkan seseorang merasa cemas, iri, dan kurang nyaman. Jika diteruskan, FOMO dapat menyebabkan seseorang benar-benar takut ketinggalan dalam segala hal.

Saking takut ketinggalan, si FOMO akan mencoba untuk mengikuti apa yang dilihatnya di media sosial. Misalnya mengunggah foto sedang berlibur ke suatu tempat, padahal sebenarnya ia tidak pergi. Kemudian misalnya ia mengunggah lokasi di suatu restoran seolah sedang berkumpul dengan teman. Padahal sebenarnya tidak. Semua itu terjadi karena ia selalu membandingkan dirinya dengan orang lain berdasarkan apa yang dilihatnya di media sosial dan sangat takut dianggap ketinggalan.

Jadi bagaimana cara mengatasinya jika kita terjebak dalam FOMO?

1. Belajarlah mengenali apa yang sebenarnya diunggah orang lain. Ingatlah bahwa semua orang pasti ingin menampilkan apa yang terbaik pada media sosial. Kita cenderung untuk membagikan segala yang positif mengenai diri kita. Misalnya foto liburan, prestasi, anak-anak, dll. Jarang sekali orang yang membagikan fotonya sedang mencuci piring, bukan? Ingatlah banyak sisi yang tidak ditampilkan orang lain melalui media sosial.

2. Kehidupan semua orang berputar seperti roda. FOMO membuat seseorang merasa dia harus melakukan hal-hal yang besar dan istimewa agar diakui. Padahal hidup semua orang tidak selalu sendah yang ditunjukkannya di dunia maya bahkan di dunia nyata sekalipun.

3. Pahamilah bahwa kita bukan manusia super yang bisa melakukan segalanya. Studi membuktikan bahwa banyak orang dewasa yang mengalami FOMO. Ia merasa ingin melakukan segalanya seperti yang dilakukan orang lain. Padahal semua manusia memiliki keterbatasannya masing-masing.

4. Mengertilah FOMO tidak hanya terjadi pada media sosial saja. Namun juga biasa digunakan oleh para pembuat iklan untuk memanipulasi konsumen. Lihatlah bahwa pengiklan sering membuat kita terpengaruh untuk tidak ketinggalan informasi mengenai produknya. Pahami bahwa media ( baik media sosial dan media lainnya) sifatnya mempengaruhi. Jangan sampai kita tidak bijak sehingga mudah sekali dipengaruhi.

5. Jangan biarkan hidup kita terganggu gara-gara media sosial. Betul kalau media sosial adalah wadah agar kita bisa tetap terhubung walau tidak bertemu. Namun jangan sampai hubungan di media sosial malah merusak kehidupan kita. Gara-gara takut ketinggalan informasi, kita mengabaikan kehidupan di dunia nyata. Itu FOMO namanya!

Artikel Terkait