Find Us On Social Media :

Lain Dokter Keluarga, Lain Pula Dokter Selewat. Apa Pentingnya Punya Dokter Keluarga?

By Ilham Pradipta M., Minggu, 6 November 2016 | 06:03 WIB

Dokter keluarga menjauhkan pasiennya dari risiko malpraktik

Intisari-Online.com – Bila sedang sakit, biasanya kita dan keluarga akan meminta bantuan dokter untuk mengobatinya. Nah, umumnya dokter yang kita kunjungi adalah dokter “selewat”, alias dokter yang secara acak kita temui baik di rumah sakit, puskesmas, maupun tempat fasilitas kesehatan lainnya--alih-alih dokter keluarga.

Selidik punya selidik, ternyata memiliki dokter keluarga dapat memberikan banyak manfaat, loh. Sebab, dokter keluarga tentu mengenal betul kondisi medis seluruh anggota keluarga yang diinanginya. Bahkan, sejak lahir, lengkap dengan rekam mediknya. Apa pun masalah medik yang kita hadapi bersama keluarga, dokter keluarga bisa menjadi tempat bertanya, sekaligus berobat.

Nah, karena dokter keluarga sudah sangat mengenal setiap anggota keluarga yang memilih dirinya, maka kita dan keluarga lebih terjamin akan selalu aman dalam berobat. Apa pasalnya? Karena tidak mungkin dokter yang sudah sangat mengenal pasiennya akan membahayakan diri pasien, dibanding dengan berobat ke dokter “selewat”. 

Sebab, tak menutup kemungkinan dokter “selewat” terkadang salah memberi obat, tak mengetahui obat yang cocok pada pasien, hingga alpa mendiagnosis. Nah, hal tersebut kecil kemungkinannya terjadi di tangan dokter keluarga.

Ditraktir Perusahaan Farmasi, Dokter Cenderung Resepkan Obat dari Perusahaan Tersebut

Selain itu, dokter keluarga juga tidak akan memberikan obat “keras” secara langsung pada pasiennya, seperti dokter “selewat”. Soalnya dokter keluarga setiap hari akan terus memantau kondisi pasiennya. Kalau memang tak perlu benar untuk mengonsumsi obat, dokter tak akan meresepkannya.

Nah, dokter “selewat” mengira kalau pasien tak akan datang kembali dalam waktu sehari-dua hari. Makanya, umumnya mereka akan memberikan obat “keras” agar langsung bisa menyembuhkan si pasien. Dokter “selewat” cenderung bersikap agar penyakitnya langsung “ditembak”.  Ibaratnya, mematikan lalat menggunakan pistol.

Dokter keluarga biasanya juga akan merujuk pasiennya ke tempat berobat yang paling tepat. Contoh, pada sejawat yang telah lama dikenalnya. Tujuannya agar komunikasi medis demi kesembuhan pasien bisa terbangun. Tanpa dokter keluarga, bisa saja pasien salah memilih tempat berobat. Padahal, tempat berobat amat menentukan tingkat keberhasilan penyembuhan penyakitnya hingga biaya.

Yang paling penting, dokter keluarga bisa menjauhkan pasiennya dari risiko malpraktik. Baik dari dokter pribadinya sendiri, maupun dokter ahli yang dirujuk oleh dokter keluarganya. Dokter keluarga juga selalu siap setiap saat, alias “on call”, sehingga penanganan medis yang  telat ditangani tidak sampai terjadi