Intisari-Online.com- Pada zaman dahulu kala, penggali tambang merupakan pekerjaan yang sangat diinginkan setiap orang. Sebab, tambang itu kaya akan mineral alam dan membuat para pekerja makmur bersama keluarga.
Suatu hari, penggalian tambang itu cukup dalam dan semakin dalam. Hari itu, para penggali tambang tidak tahu jika mereka sudah berada di dasar terdalam dari area tambang itu.
Blash! Tiba-tiba lampu padam. Seluruh saluran arus listrik di dalam tambang putus. Sehingga menyebabkan keadana gelap gurita di dalam tambang.
Seluruh pekerja histeris. Mereka mulai bergerak ke sana kemari untuk menyelamatkan diri. Kadang tertabrak rekannya sendiri. Kadang juga menabrak dinding dalam tambang.
Situasi semakin buruk ketika udara semakin panas. Bahkan untuk bernapas saja sangat susah. Dan para pekerja tambang berada pada titik terlelah. Mereka capek bergerak tidak tentu dan terduduk lesu tanpa harapan.
Melihat keadaan tersebut, seorang pekerja mencoba mencari akan. “Coba kita semua tenang dulu dan jangan berlarian seperti tadi,” ucapnya pelan. Para pekerja tambang lainnya mengikuti.
“Duduklah tenang. Berusahalah untuk merasakan hembusan angin. Karena hanya angin yang bisa berhembus masuk dari pintu tambang ini,” lanjutnya lagi.
Para pekerja tambang duduk dengan hening. Mereka menutup mata. Mencoba merasakan angin. Awalnya tidak terasa. Namun perlahan demi perlahan, mereka merasakan hembusan angin.
Satu persatu dari mereka bergerak. Bergerak ke arah hembusan angin tersebut. Lalu pada akhirnya, mereka berhasil menemukan pintu ke luar dari dasar tambang yang dicekam gelap gurita.
Jika hati sedang risau dan gundah serta otak yang panas, jalan ke luar itu tidak akan pernah telrihat. Hal yang pertama yang kita butuhkan adalah menenangkan diri. Bertemanlah dalam keheningan. Lihatlah pokok masalah yang terjadi pada diri masing-masing. Setelah tahu, maka jalan ke luar itu akan terlihat dan kita bisa membuat keputusan yang tepat.