Find Us On Social Media :

CEO Bukalapak.com Tak Segan Pecat Karyawan yang Tidak Beres

By Tika Anggreni Purba, Selasa, 1 November 2016 | 09:08 WIB

Achmad Zaky, Founder dan CEO Bukalapak.com

Bak gayung bersambut, kerja sama dengan para pelaku usaha kecil itu langsung klop. Setahun sejak peluncurannya di tahun 2011, Bukalapak.com sukses mengajak sekitar 10.000 pedagang kecil itu.

Disambut ribuan klien dari pedagang kecil, rupanya Zaky juga menarik perhatian para investor. Tidak hanya investor dalam negeri, bisnis Zaky juga diminati inverstor luar negeri. Khususnya investor yang di negaranya e-commerce berkembang sangat pesat. Salah satunya adalah investor Jepang.

Lima tahun lebih berdiri, kini Zaky memimpin sekitar 500 karyawan. Padahal awalnya, ia hanya memiliki dua orang karyawan. Itupun akhirnya memilih keluar, sebab perusahaan itu masih kecil. Setelah nama Bukalapak.com dikenal, barulah orang-orang melamar ke situ.

Menemukan sumber daya manusia (SDM) yang cocok untuk Bukalapak.com, kata Zaky, tidaklah mudah. “Beberapa kali saya harus rugi karena perilaku buruk karyawan, salah satunya karyawan maling yang korupsi,”ceritanya. Ia sendiri juga sebenarnya tidak bisa berharap banyak saat itu, memang sulit menemukan karyawan yang kompeten untuk perusahaan yang masih mulai berdiri.

Dari pengalaman ini, Zaky belajar untuk menyeleksi calon karyawan dengan lebih baik. Ia bukannya langsung mengharapkan orang dengan kompetensi mumpuni untuk bekerja di perusahaannya.

Namun setidaknya, kata Zaky, walaupun karyawan itu orangnya biasa-biasa saja, setidaknya mereka mempunyai karakter yang bagus dan baik. Itu juga yang membuat Zaky mementingkan sikap jujur, positif, dan kerja keras bagi calon karyawan yang akan direkrut.

Karena itu juga, Zaky tak segan memecat karyawan yang tidak beres. “Saya enggak mau ragu untuk memberhentikan karyawan yang buruk, yang kerjanya malas, dan enggak menghasilkan apa-apa untuk perusahaan,” jelasnya.

Pasalnya, menurut Zaky dalam bisnis semua ada hitungannya. Jika perusahaan harus mengeluarkan uang untuk sesuatu, maka sesuatu itu harus menghasilkan setidaknya sama nilainya dengan uang tersebut. Sama halnya dengan karyawan, uang untuk membayar upah karyawan, haruslah setara ukurannya dengan kinerjanya.