Find Us On Social Media :

Optimisme yang Berkelanjutan Melipatgandakan Kekuatan

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 1 November 2016 | 17:02 WIB

Orang yang optimis memiliki energi yang lebih besar untuk menghadapi tantangan hidup.

Intisari-Online.com – Miliarder Henry J. Kaiser, pendiri Kaiser Industries, adalah seorang pemikir positif sejati. Ketika perusahaannya sedang membangun sebuah jembatan, badai dan banjir melanda proyek tersebut. Mesin-mesin yang digunakan terkubur oleh lumpur. Setelah badai reda, Kaiser berkunjung ke lokasi proyek dan menjumpai seluruh karyawannya yang berkeluh kesah atas musibah yang terjadi.

“Kenapa kalian mengeluh?” tanya Kaiser.

“Tidakkah Bapak lihat, seluruh mesin kita terkubur lumpur dan tidak bisa lagi bergerak,” jawab karyawannya sambil menunjuk mesin-mesin.

“Lumpur?” tanya Kaiser sambil tersenyum. “Lumpur apa? Yang saya lihat adalah langit biru dan matahari yang sudah bersinar lagi. Lumpur ini akan kering dengan sendirinya karena terkena matahari, dan kita bisa langsung bekerja kembali.”

Sebuah ungkapan mengatakan, “Orang optimis adalah orang miskin yang memesan seporsi hidangan laut yang mahal di restoran mewah. Rencananya, ia akan membayar dengan mutiara yang ia harapkan bisa ia temukan dalam kerang yang dipesannya.”

Mungkin orang yang selalu berpikir optimis kelihatan aneh di mata orang-orang, mereka dianggap terlalu percaya diri, terlalu yakin, terlalu muluk-muluk. Namun, sesungguhnya orang-orang seperti ini sedang berusaha menciptakan sesuatu yang baik dalam hidupnya. Doa orang optimis adalah, “Tuhan, semoga aku dapat melihat sesuatu yang menarik dalam setiap hal. Semoga rasa humorku semakin menguat setiap hari sehingga aku hanya menangis sebentar dan kemudian tersenyum. Tuhan, ajarlah aku bersukacita dan menertawakan setiap pencobaan. Tuhan, mampukan aku membunuh kekecewaan dengan kasih dan senyum.”

Optimisme yang berkelanjutan dapat melipatgandakan kekuatan,” ujar Ann Landers.

Ya, orang yang optimis memiliki energi yang lebih besar untuk menghadapi tantangan hidup. Sebaliknya, orang yang pesimis ibarat kalah sebelum bertanding. Belum apa-apa, mereka sudah dilemahkan dulu oleh pikiran mereka. Menjadi orang yang optimis atau pesimis adalah pilihan kita.

Namun, ingatlah bahwa orang yang pesimis jarang bertahan lama, dan mereka tidak akan dapat mengubah keadaan menjadi lebih baik. Di dunia ini, hanya orang optimis yang memiliki kekuatan besar. Bahkan, ketika segalanya berjalan keliru, mereka tetap positif dan itulah jalan menuju prestasi. Bukankah demikian?