Intisari-Online.com – Di suatu hari Minggu pagi seorang bapak berlari-lari mengelilingi sebuah stadion. Karena sudah capek bapak ini berjalan dan ingin beristirahat sambil minum dan makan. Sampailah sang bapak ke tempat di mana banyak orang berkumpul membeli makan dan minum. Ia melihat seorang ibu yang hanya berjualan pecel saja namun pembelinya banyak. Ia berpikir, di tempat yang seperti ini saja dagangan ibu itu laris, apalagi di tempat yang lebih luas dan bagus. Berdagang di parkiran stadion ini bisa saja sewaktu-waktu diusir oleh petugas.
Iseng-iseng bapak itu bertanya, “Ibu sudah lama jualan di sini atau cuma setiap hari minggu saja?”
Jawab ibu itu, “Iya, saya setiap hari di sini, tiap pagi saja, Pak.”
Bapak itu bertanya lagi, “Kenapa tidak coba di tempat lain yang lebih bagus dan bebas dari petugas Bu? ‘Kan lebih amat untuk dagangan Ibu.”
“Iya betul, Pak,” jawab ibu itu, “tapi begitulah risiko jika kita ingin hidup. Harus yakin menjalaninya. Saya tahu risikonya, dan saya akan sabar di sini sampai benar-benar diusir. Tapi saya sudah puluhan tahun di sini dan aman-aman saja, Pak. Saya tahu Tuhan yang menjaga saya,” jawab ibu itu dengan kalem.
Menjadi sebuah perenungan untuk kita pelajari. Kita harus yakin menjalani kehidupan, meskipun banyak risiko yang dihadapi. Semuanya ini tentang keyakinan dan sebuah harga yang pantas dipertahankan. Jangan lemah oleh cobaan, sebab cobaan bukan untuk dihindari tetapi untuk dihadapi. Jika kita bersandar pada Tuhan, semua akan baik-baik saja. Teruslah menjalani hidup ini dengan iman yang teguh, dan bersabar jika ingin hidup lebih baik. Tidak ada jalan lain selain terus berusaha dan bersabar dengan sepenuh keyakinan iman kita kepada Tuhan.