Find Us On Social Media :

9 Tanaman Herbal Pusaka Nusantara Siap Go Internasional

By Yoyok Prima Maulana, Jumat, 28 Oktober 2016 | 15:15 WIB

Petani di Desa Pucung, Wonogiri, memperlihatkan jahe hasil dari berladang.

Intisari-online.com - Indonesia merupakan negara terkaya akan tanaman obat berkhasiat di dunia, setelah Brasil. Saat ini terdapat lebih dari 30.000 tanaman yang sudah terdata dan 7.000 di antaranya telah diketahui dan dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional. Sekitar 1.250 digunakan untuk produksi obat-obatan tradisional dan herbal.

Dari sekian ribu tanaman herbal yang sudah dimanfaatkan tersebut, setidaknya ada 9 tanaman herbal yang sudah melegenda.

1.Temu Lawak (Curcuma xanthorrhiza) Tanaman herbal yang hanya bisa tumbuh dengan baik di Asia Tenggara. Kabarnya khasiatnya mengalahkan ginseng. Daerah penghasil temu lawak ada di Jawa dan sebagian Madura. Manfaatnya beragam mulai dari antiinflamasi hingga meningkatkan nafsu makan. 2. Pasak Bumi (eurycoma longifolia) Sangat terkenal sebagai penambah vitalitas pria meskipun juga bisa untuk mengobati malaria. Hanya Indonesia, terutama di Kalimantan, yang bisa menghasilkan pasak bumi dengan mutu terbaik. 3. Jinten Hitam (Nigella Sativa) Tumbuh di dataran tinggi. Sangat bermanfaat untuk membantu sistem kekebalan tubuh, meningkatkan fungsi otak, hingga membantu pencernaan. 4. Meniran (Phyllanthus Urinaria) Di Indonesia tanaman ini tumbuh liar di tempat terbuka. Sering dimanfaatkan untuk meluruhkan batu ginjal, antibatuk, hingga menjaga kesehatan hati. 5. Kulit Manggis (Garcinia mangostana) Kulit Manggis bisa tumbuh baik di dataran rendah maupun tinggi. Di Indonesia tercatat ada 25 kabupaten penghasil kulit manggis yang sebagian besar ada di wilayah timur Indonesia. Tanaman ini kaya akan antioksidan. Bermanfaat untuk menyeimbangkan gula darah hingga antiinflamasi. 6. Kayu Manis (Cinnamomum cortex) Penghasil kayu manis terbaik ada di Sumatra. Dulu sering dipakai untuk menghangatkan badan. Padahal manfaatnya sangat banyak mulai menyeimbangkan gula darah hingga menurunkan kolesterol. 7. Kunyit (Curucuma longa) Salah satu rempah dan tanaman herbal asli Asia Tenggara. Sering dipakai untuk tambahan bumbu masakan. Untuk pengobatan sangat bermanfaat untuk melancarkan pencernaan. 8. Daun katuk (Sauropus androgynus) Tanaman khas Asia Tenggara. Sangat bagus dikonsumsi ibu hamil dan memperlancar ASI bagi ibu menyusui. 9. Jahe merah (Zingiber officinale) jahe merah memiliki warna yang berbeda dengan jahe jenis lainnya yaitu berwarna kemerah-merahan. Sering dimanfaatkan sebagai antiinflamasi, anti trombbotik, antihiperglikemia, hingga anti tumor.

(Video di atas adalah dokumentasi eksplorasi tanaman pasak bumi di pedalaman Kalimantan, Sumber: Herbana Indonesia)

Sayang seribu sayang, tanaman herbal pusaka nusantara ini belum dimanfaatkan secara optimal atau setidaknya dikemas secara modern sehingga bisa tampil lebih kekinian. Padahal tren akan pengobatan herbal di Barat semakin digandrungi. Hal it diungkapkan oleh Sekretaris Eksekutif Pusat Pengembangan Ilmu dan Teknologi Pertanian dan Pangan Asia Tenggara (SEAFAST) Center, Puspo Edi Giriwono.

Untunglah tak semua anak bangsa melupakan aset nusantara yang berharga itu. Salah satu perusahaan herbal top Indonesia, PT Deltomed Laboratoris jeli melihat peluang yang menggiurkan ini.

Melalui salah satu brand-nya, Herbana, mereka mengekstrasi 9 tanaman herbal berkhasiat itu sehingga mudah dikonsumsi. Setiap jenis tanaman herbal pusaka itu dibikin ekstraknya dan dikemas manis dalam sebuah botol dan ada 9 ekstrak tanaman herbal berkhasiat yang ditawarkan Herbana. Walhasil, para konsumen dapat menikmati dengan mudah potensi sepenuhnya dari alam.

“Dengan menyatukan kearifan lokal dengan teknologi modern, berbagai macam produk herbal berkualitas pada herbana menawarkan solusi alami bagi para pelaku hidup sehat,” kata Product Manager Herbana PT Deltomed Laboratoris Jesslyn Rahardjo, di sela peluncuran Brand Herbana di Wonogiri (26/10) sekaligus perayaan ultah ke-40 Deltomed.

Chief Executive Officer PT Deltomed Mulyo Raharjo berharap, brand Herbana yang mempunyai lini produk Relief Sari diharapkan tidak hanya menjadi konsumsi masyarakat lokal, tapi juga bisa go internasional seiring perubahan gaya hidup masyarakat global yang sudah banyak kembali ke alam. “Kami berharap Herbana bisa menjadi produk kebangaan dan memberi manfaat bagi masyarakat Indonesia dan bisa lebih mudah diterima di pasar global,” kata Mulyo.

Praktisi Kesehatan Holistik dan Homeopath Tjok Gde Kerthayasa mengapresiasi peluncuran brand Herbana itu, sehingga nantinya masyarakat akan mudah memperoleh khasiat ekstrak dari tanaman herbal. “Dengan kebutuhan yang mau semua serba cepat namun efektif, banyak masyarakat membutuhkan khasiat tanaman herbal secara instant, maka kehadiran herbana bisa menjawab kebutuhan itu,” kata Gde.