Penulis
Intisari-Online.com – Sebelum tahun '90-an taman ini begitu terlantar. Kini wujud sebuah taman sudah tampak. Letaknya yang berada di Jalan Ganesha, persis di sebelah selatan pintu gerbang utama ITB, membuat taman ini diberi nama Taman Ganesha.
--
Tempat ini cocok untuk menyegarkan kembali badan atau pikiran yang penat. Tak perlu repot dengan tiket masuk, ada bangku-bangku taman, pepohonan yang rindang (ada sekitar 44 jenis tanaman di sini - mulai dari ki hujan sampai beberapa jenis tanaman teh), serta tingkah merdu burung-burung di atas sana. Untuk mengetahui apa saja jenis burung yang terdapat di sekitar taman ini, di tengah taman ada sebuah plang berisikan daftar nama-nama burung beserta gambarnya.
Lokasi yang strategis – dekat dengan Kebun Binatang Bandung, kampus ITB, dan Masjid Salman - membuat taman ini seakan menjadi oase. Niat awal taman ini sebenarnya sebagai pelengkap kampus. Konon, perancang kampus Technische Hoogeschool (THS) - cikal bakal ITB – yaitu Prof. Maclane Pont sengaja merancang kampus ini meniru gaya kampus di Amerika Serikat yang berada di dalam lingkungan yang nyaman dan sangat kondusif untuk belajar.
Untuk itulah dibangun taman-taman sebagai tempat mahasiswa sekadar membaca buku atau berdiskusi membicarakan materi kuliah. Seperti diakui oleh mahasiswa ITB, Topan dan Ferry, "... taman ini bisa jadi tempat alternatif untuk belajar." Fungsi ini masih dipertahankan sampai sekarang. Lalu mengantisipasi perkembangan teknologi, seluruh area Taman Ganesha telah dilengkapi dengan sarana wireles internet/hotspot yang memungkinkan pengunjung terhubung ke dunia maya di mana pun di sisi taman ini.
Taman Ganesha dibangun sekitar tahun 1919, tidak jauh berbeda dari bangunan ITB yang berada di poros utara taman ini. Taman ini dipersembahkan kepada J.W. Ijzerman, ketua Koninklijk Instituut voor Hooger Technisch onderwijs in Nederlands - Indie, Lembaga Kerajaan untuk Pendidikan Tinggi di Hindia Belanda. Ijzerman juga dikenal sebagai arsitek, salah satu karyanya adalah bangunan stasiun kereta api Bandung. Taman ini pun dinamakan Ijzermanpark.
Dulu, patung dada J.W. Ijzerman terpasang di pintu masuk utara taman ini. Seolah ingin menyapa setiap pengunjung yang masuk ke taman. Sekarang, di titik yang sama berdiri sebuah monumen berbentuk tiga buah rangka kubus yang terbuat dari baja tahan karat. Di belakang monumen tiga kubus tersebut terdapat plakat-plakat yang menunjukkan tetak-letak gunung yang memunggungi kota Bandung dari arah selatan beserta tingginya. Di dalam taman pun masih ada kolam air mancur yang memang sedari dulu sudah ada di sana. Patung dada Ijzerman sekarang disimpan di gedung Rektorat ITB.
Jika bertandang ke sini pada hari Minggu atau libur nasional atau libur anak sekolah jangan kaget dengan banyaknya kuda dan delman berseliweran. Dewasa ini komplek Jalan Ganesha terkenal dengan "wisata naik kuda". Pada hari libur itu banyak orang yang menyediakan kuda dan delman untuk dinaiki anak-anak maupun dewasa berkeliling. Rutenya biasanya sekitar Ganesha, Gelapnyawang, dan Tamansari dengan harga yang bervariasi tergantung kemampuan menawar. Pilihan wisata inilah yang paling diminati di Taman Ganesha. Untuk anak kecil biasanya didampingi oleh si pemilik kuda. Tetapi bagi yang sudah bisa dan tidak ingin didampingi juga boleh. Bagi yang ingin berjalan-jalan bersama ada pula alternatif menyewa delman.
Banyak acara dan event juga diselenggarakan di taman ini, seperti Festival Kuliner Taman Ganesha dan Bebersih (Bersih-bersih) Taman Ganesha. Beberapa komunitas juga sempat dan sering kali beraktivitas di taman ini, contohnya adalah Komunitas Taman Kota dan beberapa himpunan mahasiswa dari ITB. Seperti halnya dengan taman-taman lain di Kota Bandung, biasanya aktivitas di taman berakhir seiring dengan semakin gelapnya Kota Bandung. Segala macam kegiatan dihentikan di malam hari dan dimulai pagi hari keesokan harinya.
Untuk urusan perut, di Taman Ganesha terdapat beberapa pedagang makanan, mulai dari lapak bakso, kupat tahu, hingga penjual minuman. Jika ingin mencari variasi yang lebih banyak, Anda bisa menuju Jalan Gelapnyawang di selatan taman ini. Harga sangat terjangkau, karena sasaran utama mereka adalah para mahasiswa ITB. Ada nasi padang di ujung timur, kios "Botram" yang menyediakan segala jenis sambal, lalu kios "Soto Berdosa", "Seafood Suryo" dengan makanan laut yang lezat, lalu ada "Warung Rona" yang menyediakan nasi kebuli dan salad buah, kantin "Black Romantic" yang menyediakan berbagai hidangan menarik dan di ujung sebelah barat (menuju Jin. Tamansari) ada "Warung Madiun" yang menyediakan masakan Jawa Timuran. *
Menuju Taman Ganesha:
Oari Stasiun Bandung: angkutan umum jurusan St.Hall – Dago, turun tepat di depan Rumah Sakit Boromeus lalu jalan ke arah Jalan Ganesha. Bisa juga angkot jurusan Cisitu - Gedebage turun di depan Kebun Binatang lalu jalan ke arah Jalan Ganesha
Dari Terminal Kebon Kalapa: angkutan umum jurusan Kebun Kalapa - Dago, turun tepat di depan Rumah Sakit Boromeus lalu jalan ke arah Jalan Ganesha.
Angkot yang melewati taman ini antara lain, angkot jurusan Caringin - Sadangserang, Panghegar-Dipatiukur