Penulis
Intisari-Online.com – Sebagai daerah tujuan wisata favorit, Yogyakarta pun melengkapi dirinya dengan akomodasi yang beragam. Merentang dari kelas VIP sampai kelas backpacker. Untuk yang terakhir ini, Kampung Prawirotaman menjadi pilihan.
Meski bernama kampung, jangan mengira tempat ini ada di pelosok. Justru tempatnya sangat strategis, tak jauh dari Malioboro. Nama Prawirotaman berasal dari Prawirotomo, pemilik tanah hadiah dari Keraton yang berlokasi tak jauh dari Keraton. Keluarga besar Prawirotomo turun temurun tinggal di sini sampai akhirnya diberi nama Kampung Prawirotaman.
Keloyalan Prawirotomo pada kraton luar biasa. Ketika Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menjadi bagian Republik Indonesia, keluarga Prawirotomo mengikuti langkah itu. Konsekuensinya tak ringan, tanah keluarga menjadi markas pejuang republik. Bangunan rumah yang gagah bolong di sana-sini dihajar peluru tentara kolonial.
Pada masa itu, konon, ada sekelompok pejuang digdaya yang tahan peluru dan bisa menghilang tinggal di Prawirotaman. Namanya Prajurit Hantu Laut. Sesuai julukannya, pasukan ini datang bak hantu dan langsung memorak-porandakan pasukan Hindia Belanda. Pasukan ini tinggal di sisi Prawirotaman bagian selatan. Ada monumen kecil di sudut Kampung Prawirotaman untuk mengenang pasukan berani ini.
Saat gairah nasionalisme merebak di tahun '60-an yang diterjemahkan dengan 'berdiri di atas kaki sendiri', Kampung Prawirotaman menjadi basis batik cap. Produk lokal yang mendapat tempat di pasar Yogya. Ribuan cap batik dari tembaga dimiliki oleh keturunan keluarga Prawirotomo. Dari sini, ratusan kilogram batik beredar di pasar-pasar sekitar Yogyakarta, Bantul, Purworejo dan Sleman. Industri ini menyedot puluhan tenaga lokal. Prawirotaman menjadi salah satu sentra ekonomi besar di Kota Yoyakarta.
Masa emas itu hanya berlangsung sekitar satu dekade saat kain dan pakaian jadi impor membanjiri Indonesia di tahun 1970-an. Industri batik cap Prawirotomo pun meredup. Toh selalu ada berkah di balik musibah. Untuk menyelamatkan situasi, maka los-los pabrik batik pun diubah menjadi hotel. Bermula dari keluarga Prawirotomo yang banting stir, rumah-rumah lain yang dulunya memproduksi batik cap berubah menjadi tempat penginapan. Sampai sekarang!
Ada tiga bagian kawasan Prawirotaman. Uniknya kawasan satu dan dua berbatasan dengan pasar, sementara kawasan tiga berada paling selatan. Prawirotaman Satu merupakan kawasan paling ramai. Banyak penginapan dengan rentang harga dari Rp 100.000,- dan Rp 400.000,- per malamnya, kafe, art shop, dan toko kelontong. Penginapan lebih murah dapat dijumpai di bagian dalam kampung.
Biasanya menjadi buruan turis "ransel punggung". Suasananya asyik. Ketika malam lampu remang-remang menerangi kampung, paginya disambut oleh keriuhan lagu-lagu dangdut! Beberapa art shop menawarkan banyak barang cenderamata yang bisa dijadikan oleh-oleh, kebanyakan dari kerajinan tangan dan diproduksi dengan ketelitian tinggi. Ada gelang, patung primitif, topeng batik, gantungan kunci dari bahan kayu, dll. Banyak warung dengan makanan murah, baik menu lokal maupun Indonesia dengan harga terjangkau. Bila tak cocok, beberapa restoran dengan konsep menu makanan Eropa pun siap melayani para turis.
Di antara Prawirotaman 1 dan 2, ada Pasar Prawirotaman. Seperti tradisi pasar lokal di Yogyakarta dan banyak tempat lain, pasar ini merupakan pasar pagi. Banyak turis backpacker justru belanja dan sarapan di sini. Harganya yang murah dan rasa makanan lokal yang khas menjadi pengalaman unik tersendiri. Gudeg yang dijual mbok-mbok tua di pasar ini bisa menjadi sarapan yang tak terlupakan. Gudeg dengan nasi mengepul itu disajikan di atas pincuk (daun pisang yang dibikin sedemikian rupa sehingga mirip kerucut terbalik). Jajan pasar seperti yang khas seperti tiwul, gatot, jenang, dan arem-arem banyak dijual di pasar ini. Makin ke selatan banyak biro perjalanan, warnet, kafe, dan resto berjejeran, melengkapi fasilitas hotel sekitar Prawirotaman. Tidak perlu kuatir jika ingin bepergian. Banyak motor dan mobil yang bisa disewa. Atau ingin menikmati Yogya dari atas becak juga bisa.
Paling selatan ialah kawasan Prawirotaman Tiga, kawasan perkembangan dari Prawirotaman 1 dan 2. Lebih banyak rumah penduduk di sini. Karakternya sama seperti kawasan di utaranya, rumah warga rapat-rapat dengan jalan berkelok. Terus ke selatan akan menuju ke Pantai Parangtritis.
Kampung Prawirotaman sangat strategis karena terletak di jalur wisata Yogyakarta. Jika punya waktu berlebih, bisa mulai pagi-pagi jalan ke arah utara, melewati Alun-alun Kidul, menembus Tamansari, berbelok ke Kampung Kauman, lalu ke Keraton Ngayogyakarta. Nah, dari keraton naik becak ke Malioboro. (Danu)