Find Us On Social Media :

Terus Bombardir Aleppo, Dokter Moawyah Al-Awad Gugat Presiden Rusia Vladimir Putin

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 13 Oktober 2016 | 16:45 WIB

Moawyah Al-Awad

Intisari-Online.com - Serangan terus-terus menerus yang dilakukan Angkata Udara Rusia terhadap kota Aleppo membuat berang seorang dokter bernama Moawiyah Al-Awad. Al-Awad pun menggugat Vladimir Putin ke Pengadilin HAM di Eropa.

Dr Moawyah Al-Awad, dokter jantung yang bekerja di satu-satunya rumah sakit yang masih beroperasi di kota Aleppo itu, menggunakan jasa pengacara yang berbasis di London untuk mengurus gugatannya. Al-Awad mengatakan, gugatan itu didasari kekerasan Rusia terhadap dirinya serta hak pasien untuk tetap hidup dan bebas dari perlakukan tak manusiawi seperti dijelaskan dalam undang-undang internasional.

Aleppo, kota terbesar kedua di Suriah itu telah menjelma menjadi salah satu medan tempur yang paling keras dalam perang saudara Suriah yang sudah berlangsung lebih dari lima tahun. Kota itu kini terbelah antara wilayah yang dikuasai pasukan pemerintah Suriah dan pasukan pemberontak sejak perang pecah di kota ini pada 2012.

Pada Juli lalu, pasukan pemerintah Suriah berhasil memotong jalur pasokan logistik menuju ke Aleppo Timur yang dikuasai pasukan pemberontak. Alhasil area yang dihuni sekitar 250 ribu orang itu praktis terkepung dan kehidupan warga di tempat itu kian hari kian sulit dan terus memburuk.

Sejak gencatan senjata yang disponsori AS dan Suriah dihentikan pada akhir bulan lalu, Aleppo Timur terus dihujani bom oleh pasukan darat Suriah dan AU Rusia hampir setiap hari.

Sejak saat itu, menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 330 orang tewas, sebagian besar warga sipil. Namun, para aktivis meyakini jumlah korban tewas jauh lebih besar lagi. Warga Aleppo Timur mengatakan, pengeboman yang dilakukan sebulan terakhir ini memang sengaja menyasar fasilitas sipil termasuk dua rumah sakit, dua markas pasukan SAR dan sejumlah ambulans.

Dokter Al-Awad yang bekerja di RS Al Quds, Aleppo Timur yang seperti rumah-rumah sakit lainnya di kawasan itu, kini beroperasi di lokasi tersembunyi untuk melindungi tempat itu dari pengeboman. Lokasi awal rumah sakit ini sudah hancur akibat serangan udara pemerintah Suriah pada April 2016.

Kini hanya tersisa sekitar 30 orang dokter di Aleppo Timur untuk melayani ribuan orang yang membutuhkan bantuan darurat atau bantuan medis lainnya. Pekerjaan para dokter ini semakin sulit karena peralatan medis kian banyak yang rusak dan persediaan obat terus menyusut.