Hati-hati, Gangguan Tidur Ini Bisa Menyebabkan Kerusakan Otak

Ilham Pradipta M.

Penulis

Hati-hati, Gangguan Tidur Ini Bisa Menyebabkan Kerusakan Otak

Intisari-Online.com – Untuk menjaga kesehatan fisik dan mental, ada tiga hal yang perlu kita lakukan. Berolahraga, mengonsumsi makanan bergizi, dan tidur. Sayangnya, ada pelbagai hal yang bisa menganggu tidur kita. Mulai dari kebiasaan buruk hingga penyakit tertentu. Salah satunya sleep apnea (terhentinya napas saat tidur). Gejala utamanya mendengkur dan rasa kantuk berlebih. Lalu, apa saja sih dampak dari sleep apnea ini?

1. Tekanan darah tinggiBanyak penelitian mengatakan kalau sleep apnea menjadi satu penyebab hipertensi. Bahkan, semakin tinggi derajat keparahan sleep apnea, semakin tinggi pula tekanan darah seseorang. Nah, tekanan darah tinggi ini tak hanya berlaku pada orang dewasa saja. Anak-anak yang menderita sleep apnea juga bisa menderita tekanan darah tinggi loh.

2. Penyakit jantungJangan pernah anggap remeh penyakit ini. Sleep apnea yang tidak dirawat bisa menjadi satu faktor risiko menderita penyakit jantung. Hal ini bukannya tanpa alasan. Sebab, sleep apnea bisa meningkatkan risiko denyut jantung yang tidak beraturan.

Nah, akibat sleep apnea ini dinding jantung di satu sisi dapat menebal dan membengkak. Alhasil, kemampuan memompanya jadi berkurang. Kalau sudah begitu, penyakit jantung koroner, jantung kogestif, dan serangan jantung bisa menyerang kita.

3. Kerusakan otakJangan berharap untuk memiliki otak yang sehat kalau kaulitas tidur buruk. Sebab, otak juga membutuhkan waktu beristirahat. Namun, gangguan tidur juga kerang menjadi biang keladi rusaknya otak seseorang.

Penelitian di jurnal Sleep membuktikan, terdapat kerusakan permanen pada otak penderita sleep apnea. Kerusakan itu terjadi pada bagian otak yang mengontrol ingatan, emosi, dan tekanan darah.

4. DepresiDurasi dan kualitas tidur seseorang amat berkaitan erat dengan emosinya. Bagaimana tidak? Kurang tidur atau gangguang tidur barang pasti membuat suasana hati menurun. Sebuah studi menunjukkan, bahwa depersi sering terjadi pada pederita sleep apnea. Parahnya lagi, sleep apnea ringan saja sudah bisa meningkatkan risiko terkena depresi.

5. DiabetesSelidik punya selidik, gangguan tidur ini akan mengganggu metabolisme hingga tubuh tak bisa lagi mentoleransi glukosa. Terlebih lagi, bisa juga menyebabkan resistensi insulin. Alhasil, diabtes tipe 2 tak dapat dihindari.