Find Us On Social Media :

Tiap 40 Detik, Satu Orang di Suatu Tempat di Dunia Meninggal Akibat Bunuh Diri

By Ilham Pradipta M., Selasa, 11 Oktober 2016 | 08:00 WIB

Tiap 40 Detik, Satu Orang di Suatu Tempat di Dunia Meninggal Akibat Bunuh Diri

Intiasri-Online.com – Berbagai kondisi krisis dan masalah kesehatan jiwa sering terjadi di masyarakat kita.Karenanya, pertolongan pertama psikologis dan masalah kesehatan jiwa harus tersedia untuk semua orang. Sebab, tekanan psikologis dan krisis mental ini dapat terjadi di mana saja. Rumah, sekolah, tempat kerja, ruang publik, hingga fasilitas pelayanan kesehatan.

Padahal, dukungan psikologis awal dalam masalah kesehatan jiwa, seharusnya bisa dilakukan oleh tiap orang. Bukan lagi hanya para peran tenaga professional kesehatan jiwa. Pasalnya, bantuan para professional itu belum tentu tersedia ketika masalah sedang terjadi. Oleh sebab itu, keluarga, teman, rekan kerja, hingga masyarakat seharusnya bisa memberikan dukungan awal psikologis pada mereka yang memiliki masalah kejiwaan.

“Kita perlu merenungkan bahwa setiap orang, seperti halnya diri kita masing-masing ingin diperlaukan dengan baik, dihargai dengan tulus, dan tidak diperlakukan berbeda satu sama lain,” ujar Menteri Kesehatan Prof. Nila Djuwita F.Moeloek, yang disampaikan oleh Staf Ahli Menteri Bidang Mendiko Legal, drg. Tritarayati, dalam acara Puncak Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, Monas, Jakarta (9/10).

Menurut Kementerian kesehatan (Kemenkes), peringatan ini dimaksudkan untuk menyampaikan informasi dan edukasi bagi masyarakat dalam upaya promotif dan preventif masalah kesehatan jiwa. Sebab, masalah kesehatan jiwa bukanlah masalah yang bisa dianggap enteng. Kalau tak percaya, lihat saja data World Federation of Mental Health (WMFH) yang bisa membuat kita tercengang. Menurutnya, tiap 40 detik seseorang di suatu tempat di dunia meninggal akibat bunuh diri.

Tak hanya itu saja, WMFH juga mengatakan kalau satu dari empat orang dewasa akan mengalami masalah kesehatan jiwa dalam hidupnya. Sayagnya, mereka hanya menerima sedikit perhatian, bahkan tidak mendapat dukungan psikologis sama sekali saat masalah ini masuk ke tahap darurat.

Menurut Kemenkes, setidaknya ada tiga hal yang membuat masalah kesehatan jiwa kurang mendapat perhatian. Mulai dari ketidaktahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan jiwa, kurangnya kepedulian, hingga masih adanya stigma dan diskriminatif pada Orang Dengan Masalah Kejiawaa (ODMK) dan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Alhasil, mereka sering tidak merima pelayanan kesehatan jiwa yang sesuai kebutuhan.

Hingga kini pemerintah masi mengupayakan bebera hal untuk melawan fenoma tersebut. Seperti pemerataan layanan kesehatan jiwa, penyediaan layanan kesehatan jiwa terpadu, pengembangan upaya kesehatan jiwa berbasis masyarakat, hingga, pengembangan kesadaran dan kemandirian masyaraat di bidang kesehatan jiwa.