Find Us On Social Media :

Jangan Takut Pelihara Kucing

By intisari-online, Rabu, 15 Februari 2017 | 11:31 WIB

Jangan Takut Pelihara Kucing

Intisari-Online.com - Dr. Yuditia Purwosunu, Dept. of Obstetric Gynecology RSCM menyatakan, penyebaran virus toksoplasma lebih banyak ditemukan pada masakan dan daging mentah. Beberapa masakan mentah yang perlu diwaspadai misalnya salad, sayuran mentah, karedok, dan lainnya. Sementara itu pada daging mentah, seperti daging kucing (50%), anjing (70%), serta babi berbahaya menularkan virus tersebut.

(Terima Kasih Kaki Palsu, Berkat Kamu Kucing Ini Bisa Berjalan Lagi) "Bulu, rambut, kuku hewan-hewan tersebut tidak ada pengaruhnya dengan virus toksoplasma jika hanya dipelihara," kata dr.Yuditia di Jakarta (24/2). Hal tersebut juga dibenarkan oleh dr. Liliane Grangeot Keros, pakar imunologi Universitas Paris. Menurutnya, penyebaran virus toksoplasma lebih banyak disebabkan oleh makanan yang tidak dimasak matang atau air yang tercemar oleh jaringan kista. Tak masalah sayuran mentah dikonsumsi asal dicuci dengan air yang bersih selama beberapa kali.

(Menorehkan Tato pada Badan Kucingnya, Seniman Ini Dihujat oleh Netizen) Toksoplasmosis merujuk pada sekelompok infeksi yang ditularkan ibu hamil pada janin dalam kandungannya yang berdampak besar pada kematian janin. Infeksi bersifat ringan bahkan tanpa gejala, sehingga akan mudah menyerang pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun. Bila virus tersebut sudah ditransmisikan ke janin, 5 - 10% kehamilan mengalami keguguran spontan, 8 - 10% bayi lahir dengan kerusakan mata dan otak yang parah, serta 10 - 13% bayi selamat mengalami gangguan penglihatan. Selain toksoplasmosis, ada tiga infeksi lagi yang berbahaya pada kematian bayi, yaitu infeksi rubela, cytomegalovirus (CMV), dan virus herpes simplex  (HSV). Keempat kelompok infeksi tersebut lebih dikenal dengan nama TORCH. Infeksi rubela (campak jerman) terjadi pada trimester pertama kehamilan. Sekitar 90% berisiko kelainan bawaan, buta, tuli, jantung, keterbelakangan mental, dan keguguran. Gejala yang muncul pada anak adalah gatal-gatal ringan. CMV merupakan keluarga virus herpes yang ditularkan melalui kontak seksual atau selama kehamilan. Akibat infeksi ini, 10% mengalami komplikasi, 80 - 90% terkena pendengaran, penglihatan, dan keterbelakangan mental. HSV memiliki dua  tipe HSV-1 dan 2 yang ditularkan melalui kontak sosial (anak-anak sebanyak 70 - 90%) dan kontak seksual (dewasa sebanyak 15-17%). Menurut dr. Liliane Grangeot Keros, TORCH perlu dideteksi sedini mungkin (trimester pertama kehamilan) agar kematian bayi menurun. Menurut WHO, lebih dari 10 ribu bayi baru meninggal karena TORCH. Bahkan di Indonesia dan Thailand angka kematian bayi tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan di negara berpendapatan tinggi. Deteksi TORCH dilakukan dengan cara penapisan darah wanita hamil. Memang biaya yang dikeluarkan cukup besar yaitu mencapai Rp 1,5 miliar. Namun biaya ini lebih rendah dibandingkan saat bayi sudah terkena berbagai penyakit. Di Indonesia tes ini memang belum popular. Saat ini negara yang paling banyak melakukannya adalah negara Eropa seperti Prancis. "Bila hasilnya diketahui cepat, maka akan lebih mudah pula melakukan terapi pada si ibu," kata Liliane. Dr.Liliane Grangeot Keros, menambahkan untuk mencegah bahaya TORCH, yang perlu kita lakukan adalah menjaga kesehatan diri, vaksinasi rubela, serta menerapkan pola hidup sehat.