Find Us On Social Media :

Mengatasi Ngorok

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 4 Oktober 2011 | 11:00 WIB

Mengatasi Ngorok

Intisari-Online.com - Tanya: Suami saya kalau lagi tidur sering ngo­­rok. Anehnya kadang dalam posisi tertentu ngo­­rok-nya bisa ti­ba-tiba sesaat ter­dengar lebih ke­ras (seperti ter­sum­bat sesuatu) lalu ter­di­­am, se­telah itu bia­sa­nya dia se­per­ti tersa­dar sesaat, mem­­­per­­ba­iki po­sisi, lalu ti­dur lagi ka­dang ju­ga de­­­ngan ngo­­rok ta­­pi nor­mal/tidak keras. Meng­apa ya bisa de­mi­­kian? Ber­­ba­haya ti­dak?

Jawab: Keli­hat­an­nya suami An­da meng­­­­­a­lami a­pa yang dise­but ap­nea tidur, di ma­na se­lagi ti­dur nyenyak, napas se­mentara ber­­henti kare­­na jalan u­da­ra tersumbat. Anda harus berhati-hati kalau ini sering ter­­jadi karena ini bi­sa jadi masalah serius.

Penderita apnea tidur biasanya suka ngo­rok keras. Ngorok itu kemudian terdiam lalu seperti ada tarikan napas panjang atau seperti tersedak.

Penyebabnya diperkirakan demikian: Selama tidur, otot saluran udara bagian atas di bagian belakang teng­gorokan (pharynx) atau jaringan langit-langit lunak akan rileks. Namun, otot-otot ini tetap menjaga jalan udara te­tap terbuka dan tetap menopang struktur mulut dan teng­­­­gorokan seperti tonsil dan lidah kita.

Pada penderita apnea tidur, otot-otot ini mengendur dan struktur mulut serta tenggorokan menutup jalan u­da­ra. Teralangnya jalan udara ini mengakibatkan ber­kurangnya suplai oksigen dalam darah. Setelah 10 - 30 detik atau le­­­bih dalam keadaan tak lancarnya jalan udara, sensor otak akan mendeteksi kurangnya oksigen dan menyadarkan pen­derita sebentar. Otot pun kembali “bang­kit”, sumbatan pun terbuka dan penderita akan kem­bali bernapas normal, lalu melanjutkan tidur, ke­mung­kinan de­ngan me­ngorok lagi.

Pada penderita yang sudah parah, pola ini bisa ter­u­lang sampai 10x dalam waktu setiap satu jam, sepanjang ma­lam. Bisa saja penderita tidak menyadari hal ini, saat ter­bangun sebentar tadi. Penderita merasa tidurnya oke-oke saja. Namun sebenarnya dengan sebentar-sebentar ter­­bangun itu penderita sebenarnya tidak mencapai tidur nyenyak yang maksimal, sehingga ini yang membuat penderita siang hari suka diserang rasa kantuk.

Gejala apnea tidur antara lain: Pada siang hari pen­de­rita umumnya sering diserang rasa kantuk, terutama se­­habis makan siang entah selagi mengendarai mobil, mem­­baca, pokoknya kalau sedang tidak melakukan kegiatan fisik yang berarti. Selain itu pada waktu bangun pagi hari kepala terasa sakit dan tidak bisa berpikir banyak. Ciri lainnya termasuk meningkatnya tekanan darah, mudah ma­rah, kesulitan berhubungan seks, dan mulut terasa ke­ring.

Apnea tidur sangat umum terjadi pada pria setengah umur, atau pada pria bertubuh gemuk.Walau ini juga bisa terjadi pada kaum wanita, pada orang muda dan pada mereka yang tidak kelebihan berat badan. Setelah menopause, wanita tertentu dapat menjadi penderita apnea tidur.

Apnea tidur bagaimanapun dianggap masalah yang serius. Mengingat tingkat oksigen dalam darah yang bisa mempengaruhi sistem jantung kita, apnea tidur yang dia­baikan bisa meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, penyakit arteri koroner lainnya. Namun, bagai­ma­napun apnea tidur bisa diatasi.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Tanpa obat

Untuk mencegah agar apnea tidur tidak menjadi lebih parah, kita bisa men­gatasinya dengan meng­hindari tidur telentang. Bila kebiasaan tidur telentang sulit dirubah, bisa digunakan alat bantu, seperti mele­takkan bo­la tenis/pingpong di bagian belakang baju tidur Anda.