Penulis
Intisari-Online.com – Ada sebagian orang yang enggan terkena sinar matahari pagi dengan alasan kulit akan menjadi hitam. Namun, sebagian orang sudah mulai menyadari pentingnya sinar matahari, terutama sinar matahari pagi. Sinar matahari yang biasa menghangatkan tubuh kita kala mulai beraktivitas bukanlah sinar yang tampak oleh mata kita, tak seperti sinar lampu, misalnya. Sinar matahari itu berupa inframerah atau gelombang panas. Begitu juga terik matahari ketika menjelang siang, bukanlah sinar yang kasat mata. Sinar tersebut berupa sinar gelombang pendek atau ultraungu.
(Baca juga: Apa Penyebab Kantuk di Pagi Hari?)
Jika kita perhatikan, banyak orang dari luar negeri yang tertarik berwisata di Indonesia, terutama di pantai. Selain untuk menikmati pemandangan, ternyata mereka gemar berjemur untuk sekadar mendapatkan sinar matahari. Sinar inframerah yang mereka dapat pada pagi hari sangatlah manjur untuk mengobati pegal-pegal dan rasa sakit pada otot dan persendian tulang. Selain itu, panas yang ditimbulkan dari inframerah ini dapat meningkatkan dan memperlancar peredaran darah. Dengan begitu, juga akan membantu memperbaiki sistem pembuangan 'sampah' dari bagian tubuh tersebut dan mempercepat proses penyembuhan.
Mungkin kita sering dengar bahwa sinar matahari bisa menyempurnakan vitamin D pada tubuh kita. Benarkah demikian? Kulit, sebagai benteng pertahanan tubuh yang terdepan berperan dalam perubahan zat lemak tertentu menjadi vitamin D oleh sinar ultraungu matahari. Vitamin D ini pun sangat penting bagi tubuh kita dalam proses penyerapan kalsium dari makanan yang kita cerna sehari-hari. Penelitian juga telah menunjukkan bahwa sinar matahari dapat mengencangkan otot dan menyehatkan jantung. Sinar matahari pagi juga dapat mengurangi depresi karena sinar tersebut melepaskan endorfin yang berfungsi sebagai anti depresi alami dan sangat bermanfaat untuk kasus depresi musiman.
(Baca juga: Tips Agar Tak Menggerutu di Senin Pagi)
Lalu, seberapa banyak kita boleh menerima paparan sinar matahari? Para pakar ilmu kesehatan menyarankan bahwa 15 - 30 menit setiap hari sudah dianggap cukup. Namun, kita juga harus hati-hati. Jangan sampai kita terlalu banyak terpapar sinar matahari. Ingatlah bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu tidaklah baik. Terlalu banyak paparan sinar matahari dapat menyebabkan kulit terbakar.
Ada beberapa faktor yang menentukan tingkat keparahan proses pembakaran kulit, yaitu semakin hitam kulit seseorang, semakin tahan kulitnya terhadap sinar matahari. Hal ini berakibat pada semakin lama dia bertahan di bawah sinar matahari, tanpa mengalami kulit terbakar. Kemudian, semakin tegak lurus letak matahari di atas kepala, semakin cepat kulit akan terbakar. Kita harus tahu pada kisaran jam berapa sinar matahari terasa sangat terik. Kisaran itu terletak antara pukul 10.00 - 15.00. Selanjutnya, semakin lama kulit kita terpapar sinar matahari, semakin parah pula akibatnya.
Jika kita lihat aktivitas masyarakat perkotaan, sebut saja Jakarta, sepertinya para pekerja kantor kurang terpapar sinar matahari pagi. Bayangkan saja, mereka harus berangkat pagi-pagi untuk menghindari macet. Setelah sampai kantor, mereka akan terus di dalam kantor yang ber-AC, tak ada 'asupan' sinar matahari. Saat pulang pun, matahari sudah terbenam. Nah, mulai sekarang, usahakanlah sekitar 15 menit mempertemukan tubuh kita dengan sinar matahari pagi agar badan kita menjadi lebih sehat.