Find Us On Social Media :

Yuk, Cegah Osteoporosis

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 18 April 2012 | 05:49 WIB

Yuk, Cegah Osteoporosis

Intisari-Online.com – Osteoporosis adalah penyakit dengan sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai perubahan-perubahan mikro arsitektur tulang, dan penurunan kualitas jaringan tulang yang pada akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang dengan risiko terjadinya patah tulang.

Ada dua jenis osteoporosis, yaitu, osteoporosis primer dan sekunder. Osteoporosis primer terbagi lagi menjadi 2, yaitu osteoporosis pascamenopause - terutama terjadi pada wanita berusia antara 50 – 70 karena deplesi estrogen pada masa menopause - dan osteoporosis terkait umur, terjadi pada orang di atas 70 tahun.

Osteoporosis sekunder terjadi karena beberapa penyakit lain, faktor gaya hidup, atau obat. Tidak seperti osteoporosis primer, osteoporosis sekunder bisa mempengaruhi pria maupun wanita. Ada berbagai kondisi yang dapat menyebabkan osteoporosis sekunder, seperti: konsumsi obat glukokortikoid, golongan hormon steroid yang memberikan pengaruh terhadap metabolisme nutrisi; penyalahgunaan alkohol; merokok; penyakit yang berhubungan dengan pencernaan; hiperkalsiuria (tingkat tinggi kalsium dalam urin); hipogonadisme (rendahnya tingkat testosteron); konsumsi obat imunosupresif; hiperparatiroidisme; konsumsi obat antikonvulsan, jenis obat yang bekerja pada saraf dan otot; penyakit paru obstruktif kronis dan asma; penyakit hati; dan kekurangan vitamin D.

Faktor risiko terjadinya osteoporosis lebih besar pada wanita dibandingkan dengan pria. Tulang semakin melemah seiring dengan pertambahan usia sehingga faktor risikonya pun makin besar. Wanita dengan ukuran tubuh kecil dan tinggi berisiko lebih besar terkena osteoporosis, apalagi jika ada riwayat patah tulang karena osteoporosis dalam keluarga. Sementara, wanita Kaukasia dan Asia berisiko tinggi dibandingkan wanita Afrika. Pada pria, ras Kaukasia berisiko lebih tinggi menderita osteoporosis ini. Beberapa penyakit juga menambah faktor risiko semakin besar, seperti anoreksia, diabetes, diare kronis, penyakit ginjal, atau penyakit hati.

Beberapa faktor risiko terjadinya osteoporosis bisa diubah, seperti diet rendah kalsium dan vitamin D sejak kecil, gaya hidup yang kurang aktif begerak, serta asupan alkohol berlebihan. Meskipun efek tembakau pada kesehatan tulang tidak jelas, merokok berlebihan dianggap sebagai faktor risiko terjadinya osteoporosis. Oleh karena itu, menurut dr. Siti Annisa Nuhonni, Sp.KFR-K dari Perhimpunan Osteoporosis Indonesia, sejak muda kita harus menjalani gaya hidup sehat, yang meliputi diet seimbang dan olahraga teratur.

Langkah pertama dalam mendiagnosis osteoporosis secara rinci adalah dengan melakukan pemeriksaan fisik, memahami riwayat kesehatan, urine rutin dan tes darah. Sementara, beberapa tes diagnostik khusus yang dilakukan adalah Uji Kepadatan Mineral Tulang (BMD), yakni menentukan kekuatan tulang berdasarkan jumlah mineral yang disimpan. Dari tes BMD akan ditentukan langkah-langkah apa yang akan dilakukan untuk pencegahan, juga melihat kemanjuran pengobatan.

Tes lainnya dengan dual-energi X-ray absorptiometry (DEXA) yang menggunakan sinar-x tingkat rendah melalui scanner. Akan diperoleh skor-T, yakni besarnya perbedaan kepadatan tulang kita dibandingkan dengan kepadatan tulang rata-rata orang muda yang sehat.

Bila kita berisiko osteoporosis atau sudah didiagnosis osteoporosis, jaga agar kita tidak terjatuh yang berisiko patah tulang. Dalam jangka lama, patah tulang dapat menyebabkan penderita tidak dapat bergerak, dan akhirnya menyebabkan tulang rapuh. Untuk itu, lapisilah lantai rumah dengan karpet atau permadani untuk meminimalkan kita terpeleset saat beraktivitas seperti membersihkan kamar. Untuk kamar mandi, gunakan karpet karet, buatlah sistem pencahayaan yang baik, gunakan pegangan saat di kamar mandi, serta letakkan ponsel atau telepon tanpa kabel di sebelah kita agar tidak perlu berjalan jauh saat membutuhkannya.

Untuk aktivitas luar ruangan, kenakan sepatu berkualitas baik dengan sol yang tidak licin, gunakan tongkat atau walker, hindari trotoar yang licin saat hujan, dan jika memungkinkan hindari tempat-tempat yang berlantai licin.Hal lain yang patut diperhatikan: 

Tindakan pencegahan yang tepat waktu bisa menghemat banyak ketidaknyamanan di kemudian hari. (*)