Find Us On Social Media :

Gelap Bisa Sebabkan Insomnia

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 12 Juni 2012 | 16:00 WIB

Gelap Bisa Sebabkan Insomnia

Intisari-Online.com – Jika kesulitan tidur di malam hari, bisa jadi Anda menderita lebih dari sekadar insomnia. Tanpa disadari, Anda mungkin menderita fobia terhadap gelap.

Sebuah penelitian baru yang disajikan pada pertemuan tahunan Associated Proffesional Sleep Societies di Boston menunjukkan, beberapa orang dewasa tidak bisa tidur karena mereka takut gelap. Para peneliti di Toronto melakukan penelitian terhadap hampir 100 siswa yang mengalami kesulitan tidur di malam hari. Para peneliti kemudian memonitor kedutan otot mata dalam tidur mereka dengan parameter kecil suara dan lampu yang dinyalakan dan dimatikan.

Hasil penelitian menunjukkan, orang yang memiliki masalah tidur lebih mudah terganggu oleh suara-suara dan reaksi karena kegelapan. Orang yang mampu membiasakan diri dengan gangguan tersebut, tidak akan mempengaruhi kualitas tidur, sementara bagi mereka yang menderita insomnia menjadi lebih cemas dan terkejut pada gangguan di malam hari.

“Ada banyak pasien yang mengaku bisa tidur hanya jika televisi atau lampu di ruangan yang tersisa, sama dengan perilaku pada anak-anak yang takut gelap,” kata Dr. Colleen Carney, peneliti dan direktur laboratorium tidur dan depresi di Ryeson University, seperti dilansir theglobeandmail.

Ketika survei tentang hal ini dilakukan, lebih dari 50 persen orang Amerika melaporkan menderita insomnia dan sekitar 19 persen memiliki masalah tidur kronis. Dari persentase pasien dengan insomnia, sekitar 46 persen mengaku memiliki kekhawatiran dari gelap.

Penyebab insomnia tertinggi di Amerika Serikat dikaitkan dengan faktor risiko seperti tingkat stres yang tinggi, bekerja shift malam, atau gangguan suasana hati seperti kecemasan dan depresi. Penelitian ini yang pertama menunjukkan bahwa takut gelap dapat menyebabkan orang kesulitan tidur.

Mendengarkan suara yang mengejutkan di malam hari adalah cara untuk menilai apakah seseorang itu takut gelap. Tanpa disadari, ini adalah perilaku khas fobia, menurut Dr. Carney. Seseorang yang menderita fobia terhadap gelap, tidak akan merasa mengantuk meski lampu kamar yang redup. Ini karena penderita merasa suara-suara kecil akan lebih keras ketika lingkungan mereka gelap.

National Institutes of Health menyarankan meningkatkan kualitas tidur dengan terapi perilaku untuk pengobatan insomnia. Bila seseorang tidak tertidur selama 20 menit setelah berbaring, sebaiknya lakukan dulu aktivitas lain di luar kamar tidur. Pergi ke ruangan lain yang lebih terang dan membaca atau melakukan aktivitas lain sampai mengantuk. Setelah merasa mengantuk, kembali lagi ke kamar tidur dengan kondisi cahaya redup sedikit sehingga bisa tidur lebih nyenyak.