Find Us On Social Media :

Aktif Olahraga Melindungi Anak dari Stres

By Birgitta Ajeng, Minggu, 19 Mei 2013 | 14:00 WIB

Aktif Olahraga Melindungi Anak dari Stres

Intisari-Online.com - Anak yang aktif berkegiatan pada umumnya memiliki suasana hati bahagia dan lebih sedikit memiliki gejala depresi dibandingkan dengan anak yang kurang aktif. Para peneliti telah menemukan alasannya, yaitu olahraga yang tampaknya membantu dan mengatasi stress pada anak.

Penelitian di Finlandia melibatkan anak usia 8 tahun yang terdiri atas laki-laki dan perempuan. Mereka diminta mengenakan akselerometer pada pergelangan tangan selama empat hari. Alat ini dapat merekam dan memonitor kuantitas dan kualitas aktivitas fisik mereka.

Orangtua mereka pun diminta menggunakan penyeka kapas untuk mengambil sampel air liur beberapa kali selama satu hari. Hal ini bertujuan menilai kadar hormon kortisol. Kortisol merupakan hormon yang mengatur tekanan darah dan sistem kekebalan tubuh saat tubuh mengalami ganguan fisik atau stres. Stres dapat menyebabkan tubuh manusia memproduksi terlalu banyak hormon kortisol.

Ketika di rumah, tidak ada perbedaan kadar hormon kortisol antara anak-anak yang aktif dengan anak-anak yang kurang aktif. Tetapi ketika para peneliti memberikan sebuah tes aritmatika dan tantangan bercerita di klinik, ditemukan bahwa kadar hormon kortisol meningkat pada anak-anak yang tidak terlibat dalam aktivitas fisik. Sedangkan anak-anak yang cukup aktif melakukan gerak fisik tidak mengalami kenaikan kadar hormon kortisol.

Kata para peneliti dalam jurnal Clinical Endocrinology and Metabolism, hasil tersebut mengindikasi adanya hubungan antara stres dengan depresi. Anak-anak yang kurang aktif memiliki tingkat stres tertinggi.

"Penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak yang lebih aktif sepanjang hari memiliki respon hormonal yang lebih baik untuk mengatasi situasi yang dapat menyebabkan stres akut," kata Disa Hatfield, asisten profesor kinesiologi di University of Rhode Island, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Ia menambahkan, anak-anak yang beraktivitas lebih banyak di sekolah mampu mengatasi stres, yang datang dalam bentuk tes dan tantangan sosial, dengan baik setiap harinya. (The New York Times)