Penulis
Intisari-Online.com - Blood clot atau penggumpalan darah ternyata bisa menyerang siapa saja. Baik mereka yang pasif tidak banyak bergerak, ataupun seorang atlet yang kerap memforsir tenaganya. Tidak hanya itu, penggumpalan darah juga berpotensi terjadi di bagian tubuh mana pun, yang dilewati oleh pembuluh darah, termasuk bahu dan pundak.
Penggumpala darah sendiri terjadi karena adanya kerusakan pada pembuluh darah vena, sehingga darah menjadi mandek dan tak mau mengalir kembali ke jantung. Biasanya yang paling berpotensi terkena gangguan ini adalah orang yang berdiam diri dan tak banyak bergerak, misalnya menekuk kaki di tempat yang sempit dalam jangka waktu lama. Aktivitas stagnan ini memicu darah menjadi lengket dan menempel pada dinding pembuluh darah, sehingga mudah menggumpal.
Tidak hanya orang yang stagnan, mereka yang bergerak terlalu agresif juga berpotensi terkena gangguan ini. Aktivitas atau olahraga yang keras, seperti tinju, karate, angkat besi, dan sebagainya, membuat otot tubuh menekan dan memeras vena hingga rusak. Dampak paling terasa adalah otot terasa seperti lumpuh karena tidak berkontraksi untuk mendorong darah balik ke jantung. Lebih detail lagi, penderita biasanya mengalami pembengkakan, kulit berubah agak kemerahan, serta muncul rasa pegal yang tak biasa.
Sayangnya, banyak yang menganggap enteng gangguan ini. Beberapa masih menganggap sebagai rasa kemeng atau masuk angin biasa. Padahal, jika tidak segera mendapat perhatian khusus, pembengkakan darah dapat berakibat sangat fatal, termasuk kematian. Meski demikian, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meminimalisir gangguan tersebut. Salah satunya, yang paling sederhana adalah berada di tengah-tengah; tidak terlalu pasif dan jangan terlalu memforsir tenaga. (dari pelbagai sumber)