Find Us On Social Media :

Derita Anak-anak di Jalur Gaza

By Agus Surono, Kamis, 7 Agustus 2014 | 19:00 WIB

Derita Anak-anak di Jalur Gaza

Keluarga tersebut --yang berasal dari Kota Kecil Beit Hanoun di perbatasan utara Jalur Gaza dengan Israel-- berlindung di tempat penampungan PBB setelah rumah mereka dibom. Tapi sekolah itu pun dibom dan 17 orang yang mengungsi di sana kehilangan nyawa.

Ia menyatakan negara Yahudi itu "menembaki gerilyawan Palestina".

"Keluarga tersebut kemudian menyewa rumah di kamp pengungsi Jabalya tapi pada malam itu juga, rumah tersebut dibom dan tragedi pun terjadi," kata Ahlam kepada Reuters.

Di luar Rumah Sakit Shifa, banyak keluarga yang kehilangan tempat tinggal akibat agresi militer Israel di Kabupaten Shejaia di bagian timur Jalur Gaza, tempat 72 orang tewas dua pekan sebelumnya, menggunakan selimut untuk membuat tenda sementara di trotoar, di taman dan di tempat parkir mobil.

Anak-anak bermain dengan bertelanjang kaki, sebagian tidur di bawah bayang-bayang tenda mereka dan yang lain sedang diberi makan oleh ibu mereka.

"Masa depan apa yang dimiliki anak-anak itu? Kenangan apa yang telah ditanamkan Israel di dalam diri mereka?" demikian pertanyaan seorang perempuan tua yang duduk di dekat mereka.

"Anak-anak ini ketakutan sepanjang waktu, mereka tak bisa tidur dan kadang-kala mereka terbangun pada tengah malam sambil menangis," kata perempuan tua itu.

UNICEF memperkirakan hampir 400.000 anak di Jalur Gaza memerlukan bantuan psikologi. Sementara itu, Yasmin tak mau menangisi hilangnya keluarganya.

"Mereka ada di surga," kata gadis kecil tersebut. "Saya harus bersabar."

Sampai kapan? (Antara)