Find Us On Social Media :

Derita Anak-anak di Jalur Gaza

By Agus Surono, Kamis, 7 Agustus 2014 | 19:00 WIB

Derita Anak-anak di Jalur Gaza

Intisari-Online.com - Setiap perang selalu menyisakan kisah pahit bagi anak-anak. Mereka masih memiliki harapan hidup panjang namun harus membawa beban ingatan soal kekejaman. Seperti yang dialami oleh anak-anak di jalur Gaza ini.

Semua yang bisa diingat oleh Yasmin Al-Bakri, anak perempuan yang berusia 11 tahun, ialah ibunya sedang memanggang roti.

Bagaimana ia harus menyimpan memori ketika terbangun Yasmin sudah berada di ranjang satu rumah sakit di Kota Gaza. Kedua kaki dan lengan kanannya dibalut. Ia menderita luka bakar parah serta tulang patah setelah rumahnya jadi korban serangan udara Israel.

"Saya sedang membantu ibu saya, saat ia memanggang roti. Lalu saya tidak tahu apa yang terjadi. Ketika saya terbangun di rumah sakit mereka memberitahu saya apa yang terjadi," kata Yasmin kepada Reuters saat ia tengah disiapkan untuk menjalani operasi tulangnya lengannya yang patah.

"Ibu saya meninggal, adik perempuan saya - yang mestinya mulai sekolah di kelas satu, adik lelaki saya yang masih bayi. Paman saya juga gugur dan sepupu saya juga," kata Yasmin dengan suara perlahan saat ia berjuang menarik nafas.

Yasmin selamat, tapi jumlah yang dikeluarkan oleh UNICEF - Dana Anak PBB - pada Rabu (6/8) memperlihatkan, 419 anak Palestina telah menemui ajal. Lima tahun lalu, sebanyak 350 anak meninggal akibat serangan darat tiga-pekan Israel ke daerah kantong tersebut.

Sedikitnya enam anak Israel dilaporkan cedera akibat roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza dalam satu bulan belakangan, demikian jumlah awal yang disiarkan UNICEF.

Yasmin menyatakan ia diberitahu bahwa ibunya, adik perempuannya - yang berusia enam tahun - dan adik lelakinya yang berumur tiga bulan, tewas bersama pamannya dan sepupunya ketika satu rudal Israel menghantam rumah mereka dua hari sebelumnya.

Sejak itu, Jalur Gaza telah tenang, saat Paleatina dan Israel melaksanakan gencatan senjata 72 jam, yang diharapkan akan mengarah ke gencatan senjata yang lebih lama setelah perang yang telah memporak-porandakan daerah kantong yang berpenduduk padat tersebut.

Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza menyatakan 1.869 orang Palestina, kebanyakan warga sipil, telah tewas dalam serangan militer Israel terhadap Jalur Gaza. Di pihak Israel, 64 tentara dan tiga warga sipil telah mati.

Di ranjang lain di Rumah Sakit Shifa di Jalur Gaza, Mohammed Wahdan (18 bulan), menangis setiap kali sepupunya berusaha menarik jarinya dari tangan bocah lelaki itu.

"Anak-anak ini kehilangan ibu mereka, ayah mereka menderita luka kritis dan dibawa ke rumah sakit lain, rumah mereka juga hancur," kata Ahlam Wahdan - sepupu Mohammed. Ia merujuk kepada dua anak lelaki kakak-beradik yang terbaring di ranjang di sebelah dia.