Berlari saat bulan puasa mungkin bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Namun, tidak seorang pun menyebutnya sebagai hal yang mustahil. Berikut ini tips untuk tetap dapat melakukan olahraga lari di bulan Ramadan.
- Hindari lari yang terlalu berat
Puasa selama 12-14 jam per hari membuat tubuh kekurangan energi sehingga sulit untuk berlari lebih jauh, lebih keras dan lebih cepat. Jika dipaksakan, yang terjadi adalah tubuh akan cepat merasa lapar, sementara kita tidak dapat mengisinya lagi sebelum berbuka. Untuk itu, berlarilah dengan tingkat yang ringan, jangan pernah memaksakan diri.
- Dengarkan “pesan” yang disampaikan tubuh
Lengkapi aktivitas lari dengan sistem peringatan sendiri. Tubuh mengetahui kapan saatnya untuk isitirahat atau berhenti. Jika mulai merasa pusing saat berlari, berhentilah segera. Itu adalah peringatan dari tubuh. Perhatikan juga tanda-tanda seperti keringat berlebih, mulut/tenggorokan kering, denyut jantung yang tidak biasa atau terlalu cepat merasa lelah.
- Sesuaikan waktu yang tepat untuk berlari
Biasanya, waktu yang dianggap pas untuk lari di bulan puasa adalah sekitar 1 jam sebelum berbuka. Alasannya, Anda bisa dengan cepat mengisi tenaga yang terkuras saat berbuka, bahkan bisa tidur nyenyak setelahnya. Waktu setelah berbuka juga bisa jadi pilihan. Namun jangan makan terlalu banyak dan jangan lupa beri waktu sekitar 30 menit setelah makan untuk memulai lari.
Protein wajib tersedia. Pastikan tubuh Anda diberi asupan protein dengan jumlah yang tepat saat akan berlari. Jangan lupakan serat. Sereal berbasis protein atau semacamnya bisa menjadi pilihan. Sayur dan buah, juga daging menjadi asupan yang tepat untuk malam harinya.
- Tidak masalah jika memang tidak mau
Ingat, jangan pernah memaksakan diri jika memang enggan berlari saat puasa. Meski memang stamina dan kekuatan dapat berkurang. Namun itu bukanlah sesuatu yang tidak dapat diraih kembali saat Anda kembali berlari setelah bulan Ramadan usai. (
MSN)