Jadi Lulusan Terbaik, Anak Deddy Corbuzier Patahkan 3 dari 6 Mitos tentang Disleksia Ini

Ade Sulaeman

Penulis

Disleksia adalah penyakit yang membuat seseorang kesulitan membaca sebab huruf-huruf terlihat tersusun secara acak bagi penderitanya.

Intisari-Online.com -Disleksia sendiri merupakan penyakit yang membuat seseorang kesulitan membaca sebab huruf-huruf terlihat tersusun secara acak bagi penderitanya.

Banyak yang menganggap disleksia sebagai sebuah 'kelainan' yang membuat penderitanya tak mampu melakukan banyak hal.

"Mengidap disleksia sama dengan akhir dunia," kira-kira seperti itulah ungkapan yang muncul.

Hal serupa yang muncul dibenak beberapa warganet ketika mengetahui bahwaAzkanio Nikola Corbuzier, putra tunggal Deddy Corbuzier, mengidap disleksia.

Baca juga:A-4 Skyhawk Jet Tempur Pembom Nuklir TNI AU Asal Israel yang Ternyata Berteknologi Seperti Motor Vespa. Kok Bisa?

Namun, kenyataannya Azka sering menunjukkan prestasi-prestasi luar biasa.

Terbaru,Azka mendapat predikat 'Lulusan Terbaik' saat lulus SMP.

Tak ayal, Deddy pun langsung mengunkapkan kebanggannya tersebut melalui media sosial Instagram miliknya.

Disertai foto dirinya bersama Azka dan mantan istrinyaKalina Oktarani, Deddy menulis:

Baca juga:(Video) Sadis! Kesal Cinta Ditolak, Pria Ini Tembak Mantan Pacar di Depan Asramanya

Pelajar dengan LULUSAN TERBAIK! Jadi siapa yang mengatakan anak Broken Home adalah Anak yang hancur masa depannya? Dari semua anak yang Lulus ke SMP, dia (Azka) mendapat penghargaan pelajar terbaik !! Iya nih. TERBAIK. Broken Home kalian bilang, pengidap disleksia kalian sebut. Namun saya menyebutnya juara. Selamat @azkacorbuzier kamu tidak pernah gagal membuat saya takjub lagi dan lagi.”

Rasanya pantas Deddy merasa sangat bangga dengan pencapaian tersebut.

Sebab, Azka mampu mematahkan banyak pandangan miring, yang belakangan menjadi mitos, bagi pengidap disleksia.

Baca juga:Ahed Tamimi, Gadis 17 Tahun Ini Dianggap Pahlawan oleh Palestina karena Berani Melawan Tentara Israel

Setidaknya, dari daftar mitos-mitos seputar disleksia berikut ini, 3 diantaranya telah berhasil dipatahkan Azka (nomor 1, 2, dan 3):

1. Penderita disleksia belum tentu tak bisa mengeja

Membaca dan mengeja adalah dua hal yang berbeda.

Meski dua kemampuan ini sama-sama didasarkan pada teks tertulis, orang bisa saja pintar membaca namun tak bisa mengeja atau pintar mengeja namun tak bisa membaca.

Disleksia sendiri adalah penyakit yang membuat orang kesulitan membaca.

Orang yang tak bisa mengeja disebut disgrafia. Jadi belum tentu penderita disleksia tak bisa mengeja.

2. Disleksia tak ada hubungannnya dengan masalah lain

Jika seseorang menderita disleksia bukan berarti dia menjadi orang aneh yang tidak bisa melakukan berbagai hal.

Jika mereka pelupa, tidak bisa melakukan aktivitas fisik dengan baik, dan sebagainya, itu bukan disebabkan oleh penyakit disleksia yang dideritanya.

3. Disleksia sama pada setiap orang

Kesulitan membaca adalah sebuah problem yang sangat kompleks dan bisa berbeda-beda pada setiap orang.

Seseorang bisa dikatakan menderita disleksia karena berbagai alasan.

Bisa jadi mereka tidak mampu membaca kata-kata baru, tidak bisa membedakan kata-kata yang hurufnya mirip, tidak bisa membedakan kata-kata yang memiliki rima, atau tidak bisa memahami kata-kata yang dibacanya.

Setiap kasus memiliki keunikan masing-masing dalam taraf yang ringan hingga berat. Jadi jangan memukul rata semua penderita disleksia.

4. Senam dapat menyembuhkan disleksia

Terapi senam, pneggunaan lensa berwarna, atau latihan membaca dengan kertas berwarna belum tentu bisa menyembuhkan disleksia.

Disleksia adalah penyakit yang sangat kompleks dan personal.

Setiap penderita memiliki keunikan tersendiri. Jadi satu jenis terapi bisa saja cocok dan berhasil untuk satu individu namun gagal untuk individu lainnya.

5. Mengeja adalah hal yang sia-sia

Banyak orang zaman sekarang menganggap remeh masalah mengeja.

Mereka menganggap mengeja bukanlah hal yang penting.

Bagi penderita disleksia, terutama anak-anak, mengeja adalah salah satu hal yang sangat penting.

Sebagian besar penderita disleksia akan mengelami kesulitan belajar jika sejak dini mereka tidak diperkenalkan dengan metode mengeja.

Mengeja membuat seseorang bisa mengubah susun huruf menjadi suara dan menggabungkan suara-suara tersebut menjadi satu kesatuan kata.

Hal ini sangatlah penting untuk diajarkan pada anak-anak, terutama para pengidap disleksia.

6. Disleksia pasti diturunkan dalam satu keluarga

Disleksia memang bisa disebabkan oleh alasan keturunan.

Namun bukan berarti semua penderita disleksia akan menurunkan penyakit ini pada anak-anaknya.

Penyakit disleksia sendiri bisa disebabkan oleh berbagai faktor dan keturunan hanyalah salah satunya.

Jangan pula berputus asa bila mengidap disleksia sebab berbagai terapi bisa dicoba untuk menyembuhkan penyakit ini. (Lila Nathania)

Baca juga:Setelah Bercerai Seperti Inilah Tempat Tinggal Putri Diana, Jangan Terkejut Ya!

Artikel Terkait