Find Us On Social Media :

Siapa Sangka, Kebanyakan Koleksi Lukisan Impian Hitler Ternyata Tiruan

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 5 Juni 2018 | 08:00 WIB

Lukisan-lukisan pesanan diktator kelahiran 20 April 1899 itu tampaknya mengikuti bentuk dan nuansa ritual lukisan kuno. Gayanya gaya lama. Itu semua terlihat dari penggambaran genetika manusia yang dilukis.

Bajunya tidak kotor

Kebohongan dalam gambar-gambar yang dikoleksi Hitler terletak pada “kegembiraan” menyandang beban. Tidak ada bercak kotoran di baju petani, penebang kayu, penggembala, buruh, pelayan, penebar benih, dan gadis-gadis desa.

Dengan tempayan anggur dan akordeon, gadis-gadis desa pulang dari ladang. Sama sekali tak ada gambar yang memberikan informasi tentang kepahitan di masa lampau.

Lukisan-lukisan tersebut dipaksakan bercita rasa "seni", dan "aria". Ada makna politik di baliknya; tersamar, yang menyembunyikan kekuasaan rezim Nazi. Orang menduga ini adalah strategi Hitler.

Soalnya, selera para pelukis yang ikut pameran di Munchen dari tahun 1937 sampai 1944 itu biasa-biasa saja. Mereka melukis semua itu sekadar memenuhi pesanan demi kebutuhan hidup sehari-hari.

Baca juga: Eva Braun: Meski Membunuh Banyak Jiwa tapi Hitler Sangat Mencintai Anak-anak

Usia para pelukis juga sebaya Hitler. Karya-karya mereka dapat dikenali dibuat di Wina dan Munchen. Kentara dari formatnya yang besar-besar.

Namun Achim Preiss, kurator lukisan koleksi Hitler, punya pandangan lain. Ia tertarik pada kontradiksi antara tradisi kerakyatan dan nuansa pop yang muncul.

"Lukisan-lukisan itu seperti memperlihatkan kontradiksi terhadap kesempumaan lukisan antik dari zaman pertengahan Jerman yang meniru gaya Renaissance, seperti karya seniman-seniman Jerman dan Belanda dari Durer sampai Rembrandt."

Sementara Ivo Saliger dari salah sebuah majalah Prancis berkomentar ringkas, lukisan tiga gadis tanpa busana di sebuah wilayah Jerman tampak berwajah sama, lalu menambahkan dengan sarkastik, "Membuat orang sulit memilih".

Gambar erotis yang disajikan memang tidak memperlihatkan suasana bercinta yang alamiah. Semua tokoh dalam lukisan itu, meski tanpa busana, tetap menunjukkan ekspresi serba sopan.