Meresapi Nilai-nilai Luhur Pancasila di 'Desa Pancasila' Lamongan

Ade Sulaeman

Penulis

Di tengah melunturnya toleransi beragama, masih ada sebuah perkampungan yang warganya tetap rukun kendati mereka memeluk agama berbeda.

Intisari-Online.com -Di tengah melunturnya toleransi beragama, masih ada sebuah perkampungan yang warganya tetap rukun kendati mereka memeluk agama berbeda.

Perkampungan itu lantas dinamakan "Desa Pancasila", yang terletak di Desa Balun, Kecamatan Turi, Lamongan, Jawa Timur.

Atau tepatnya berada sekitar 1 kilometer dari Jalan Raya Surabaya-Tuban.

“Nuansa kebersamaan dan toleransi para warga desa sudah ada jauh sebelum saya menjabat sebagai kepala desa. Karena sama dengan di daerah lain, agama di sini juga berkembang turun-temurun. Ada yang memeluk Islam, Kristen dan juga Hindu,” jelas Kepala Desa Balun, Khusyairi, Kamis (1/6/2017).

Baca juga:(Foto) Ya Ampun, Bersihkan Selokan Sampai Seperti Ini Hanya Digaji Rp138 Ribu!

Dalam perkembangan, Islam memang menjadi mayoritas agama bagi di Desa Balun yang terdiri dari 10 rukun tetangga (RT).

Meski demikian, antara pemeluk agama mayoritas dengan minoritas sampai saat ini belum terdengar adanya konflik karena sentimen agama.

“Sudah biasa kami hidup berdampingan satu sama lain. Seperti ini, yang membantu saya memanen ikan di tambak ini juga ada yang beragama Islam, ada juga yang Kristen. Mereka pun sudah terbiasa membaur,” ucap dia.

“Dan karena saat ini bulan Puasa, maka yang beragama Kristen juga menjaga perasaan yang muslim dengan tidak makan dan merokok. Meski kalau tidak bulan puasa, sebelum dan saat memanen ikan, biasanya mereka makan dan merokok,” terang Khusyairi yang ditemui saat sedang memanen ikan di tambak miliknya.

Baca juga:Dari Pembantaian Sipil Hingga Tragedi Perang Vietnam, Inilah Foto-foto Paling Mendebarkan Sepanjang 1968

Hal yang sama juga dikatakan Khusyairi saat momen ibadah agama Hindu maupun Kristen.

Seperti saat Natal maupun Nyepi, giliran umat Islam turut menjaga keamanan dan memberikan ucapan selamat.

“Dan, kalau Hari Raya Idul Fitri, warga muslim di sini juga sudah biasa bertandang ke rumah-rumah tetangga maupun sanak familinya untuk bersilaturahmi. Meskipun tetangga atau sanak familinya itu beragama Hindu maupun Kristen,” beber Khusyairi.

Baca juga:Turki 'Ngotot' Ingin Serang Israel, Militer AS pun Pontang-Panting Mencegahnya

Tak ada perselisihan karena agama

Ucapan Khusyairi juga dibenarkan oleh Karbin (42), warga RT 8/RW3, Desa Balun, Kecamatan Turi, Lamongan.

Meski dirinya satu keluarga memeluk agama Hindu, namun selama ini ia beserta keluarga tidak pernah terlibat perselisihan dengan tetangganya yang nota bene beragama lain.

“Sebelah kiri rumah saya ini kakak ipar, namanya Rohmana. Dia memeluk agama Kristen, tapi dua anaknya memeluk agama Islam.

Bagi kami, itu hal biasa, karena agama itu urusan pribadi masing-masing orang dan tidak bisa dipaksa-paksa,” ujar Karbin. (Hamzah Arfah)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Belajar Hidup Toleransi dari "Desa Pancasila" di Lamongan".

Baca juga:Stasiun Ini Terkenal Angker, Masinis Pun Pilih Tutup Mata saat Melewatinya

Artikel Terkait