Find Us On Social Media :

Mengapa Teori Konspirasi Mudah Meracuni Pikiran Orang-orang Hingga Banyak yang Mempercayainya?

By Afif Khoirul M, Kamis, 31 Mei 2018 | 16:00 WIB

Intisari-online.com - Mungkin di antara kebanyakan orang sering mendengar teori konspirasi yang mempengaruhi pemikiran orang-orang.

Peristiwa 9/11 ketika gedung kembar AS runtuh misalnya. Banyak teori muncul untuk mencoba menjelaskan penyebabnya.

Lalu beberapa orang menyebutkan bahwa Alien pernah mendarat di Bumi, hingga beberapa orang meyakini hal tersebut meskipun yang dikatakan belum tentu 100 persen benar.

Melansir Psycologized, serangkaian studi yang dirilis oleh British Journal of Psychology mencoba meneliti para penganut teori konspirasi.

Baca Juga : Asyik Berlibur, Bocah Tak Sengaja Temukan Pedang Legendaris Excalibur Milik Raja Arthur

Baca Juga : Masih Ingat Kakek 75 Tahun yang Nikahi Gadis Berusia 25 Tahun? Begini Kondisi Keduanya Sekarang

Teori konspirasi telah semakin populer dalam beberapa tahun terakhir dan sebuah studi oleh Carson (2001).

Ia menemukan bahwa teori konspirasi sebenarnya menjadi lebih dipercayai karena lebih banyak waktu yang berlalu sejak peristiwa tersebut.

Seringkali teori konspirasi telah didiskreditkan sebaga hal 'gila' dan memiliki pikiran yang seharusnya tidak percaya, namun dibuat seolah-olah nyata.

Tetapi mereka melihat hal itu karena mereka telah tumbuh dalam popularitas dan menyebar ke khalayak luas, penjelasan yang agak simplistik ini tampaknya tidak akurat. 

Baca Juga : 'Partikel Tuhan', Penemuan Gila yang Menurut Stephen Hawking Bisa Memicu Kiamat

Ada sejumlah alasan lain yang menyebabkan orang percaya pada teori konspirasi seperti  contoh 'anomie' (kondisi di mana masyarakat memberikan sedikit bimbingan moral kepada individu).

Ketidakpercayaan dalam otoritas, sinisme politik, ketidakberdayaan, dan 'Machiavellianism' yaitu pekerjaan licik dan bermuka dua  dalam kenegaraan atau dalam perilaku umum (Douglas & Sutton, 2011). "

Temuan menarik lainnya dari studi seputar teori konspirasi menunjukkan bahwa  orang-orang yang umumnya tidak percaya pada teori-teori ini, perlahan mereka akan percaya setelah peristiwa yanng nyaris serupa menimpa  mereka, Douglas dan Sutton (2008).  

Ini hanya menunjukkan bahwa dengan penemuan internet dan lebih banyak pembanding terhadap teori-teori alternatif bahwa orang-orang akan mulai percaya bahkan jika mereka berpikir bahwa keyakinan mereka tidak berubah.

Baca Juga : Jangan Dibuang, Silica Gel Punya Segudang Manfaat yang Bisa Diketahui Lewat Warnanya

Ketika orang mulai percaya pada teori konspirasi, itu bisa menjadi hal yang baik. Orang didorong untuk mempertanyakan penjelasan resmi dan ini dapat mendorong perdebatan politik dan sosial.

Untuk individu namun pada umumnya menyebabkan tingkat ketidakpercayaan yang tinggi dalam pemerintahan dan menyebabkan apatisme pemilih. Mengapa repot-repot memberikan suara untuk seseorang yang korup dan tidak akan mendengarkan opini publik?

Juga dapat menjadi pemidu tindakan provokatif seperti gerakan negatif seperti kelompok sayap kanan yang menggunakan teori-teori ini sebagai bukti pemerintah yang korup.

Semakin banyak orang yang terkena teori konspirasi semakin mereka akan mulai percaya dan semakin mereka percaya akan menarik diri mereka dari proses politik. 

Mungkin ketika Anda tidak mnegtehaui teori ini hal tersebut bisa jadi adalah sebuah kebahagian.

Lalu apa pendapat Anda tentang teori konspirasi? Apakah mereka berguna untuk mendorong perdebatan atau hal itu adalah api yang membakar pemikiran jernih pada masyarakat saat ini?