Find Us On Social Media :

Misteri Accident Prone: Orang yang Selalu Sial dan Rentan Celaka

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 30 Januari 2015 | 13:00 WIB

Misteri Accident Prone: Orang yang Selalu Sial dan Rentan Celaka

Faktor pertama adalah lemahnya kemampuan untuk mengubah fokus perhatian dari satu tugas ke tugas lain. Misalnya dari suatu percakapan ke konsentrasi untuk menginjak pedal rem. Meski tidak mengamati langsung di jalan, peneliti yakin hasil simulasi di laboratorium cukup akurat. Hasilnya, kurangnya kemampuan ini berperan dalam mengakibatkan kecelakaan.

Kemampuan memahami medan  jalan dengan cepat. Ini ditandai dengan ketidakmampuan membedakan berbagai bentuk yang saling melekat dalam kesatuan yang kompleks. Orang dengan kelemahan ini – khususnya yang memang berprofesi sebagai supir - biasanya punya cukup banyak  kemungkinan mengalami kecelakaan.

Faktor lain adalah rendahnya kemampuan kognitif. Faktor ini banyak ditunjang oleh kemampuan verbal, penguasaan ruang dan memori. Komponen tertentu diduga lebih kuat pengaruhnya terhadap munculnya risiko kecelakaan daripada yang lain.

Kemampuan untuk memahami akar perilaku mereka yang bisa berakibat kecelakaan di jalan. Ada orang, yang yakin bahwa kontrol ada di dalam diri mereka sendiri. Mereka ini bisa membayangkan seandainya duduk di kursi pengemudi kira-kira tindakan apa yang perlu dilakukan.

Sebaliknya, ada yang meyakini kontrol itu ada di luar diri mereka. Dengan sendirinya, jenis ini merasa tidak punya cukup kemampuan untuk menghindar dari terjadi kecelakaan. Artinya, kecelakaan yang terjadi selalu dipandang sebagai ,akibat dari kekuatan di luar dirinya. Pemikiran demikian akan meningkatkan risiko kecelakaan. Mungkin karena orang dari jenis kedua kurang mau mengantisipasi risiko atau mengambil tindakan pencegahan. Semuanya didasari pada keyakinan, bahwa mereka tidak dapat mengontrol bahaya.

Dilihat dari pembawaan pun, ternyata ada jenis-jenis orang tertentu yang dinilai lebih mudah "menderita" kecenderungan accident prone.

 Orang yang antisosial termasuk jenis yang konsisten mengalami risiko kecelakaan, tanpa memandang apakah itu  hanya kelainan sosial ringan atau yang sudah berkembang penuh. Karakter ini menimbulkan sikap kritis terhadap aturan, kesediaan berbuat curang, jarang merasa menyesal secara mendalam, kurang peduli akan keselamatan, serta impulsif.

Orang ekstrovert, yang lebih suka berinteraksi dengan dunia luar, dan lebih mudah mengeluarkan emosinya, konon, juga jadi lebih mudah mengalami kecelakaan dibandingkan orang introvert. Kaum introvert cenderung mengutamakan nilai untuk mengontrol lingkungan, sehingga lebih waspada saat mengemudi.

Hal serupa juga mudah menimpa orang tipe A yang  sering dihubungkan dengan tingginya risiko terkena serangan jantung. Tipe A yang cenderung senang bersaing dan ambisius termasuk punya risiko tinggi mengalami kecelakaan.

--

Tulisan ini pernah dimuat di Rubrik Maya Intisari edisi Oktober 1999, dengan judul asli Accident Prone, si Rentan Celaka.