Find Us On Social Media :

Misteri Pikiran Sebagai Sumber Kekuatan: Tak Bisa Dibuktikan karena Tak Bisa Dikontrol

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 10 Februari 2015 | 18:45 WIB

Misteri Pikiran Sebagai Sumber Kekuatan: Tak Bisa Dibuktikan karena Tak Bisa Dikontrol

Intisari-Online.com – Sejak didirikannya Lembaga Penelitian Kejiwaan di AS tahun 1882, sebenarnya para ilmuwan telah berkutat menyelidiki fenomena paranormal. Kegagalan mereka untuk membuktikan klaim para pelaku, lebih karena kekuatan paranormal tak bisa dikontrol kapan munculnya.  Pembuktian psikokinesis ini dilakukan bukan hanya karena ingin terkenal saja si pelakunya.

--

Berbeda dengan Uri Geller, yang mampu menentukan kapan ia akan menggunakan kekuatan paranormalnya. Dalam tes di Stanford Research Institute, Kalifornia, di bawah pimpinan Dr. Hal Puthoff dan Russel Targ, ia bisa membengkokkan cincin kuningan. Herannya, setiap kali Uri Geller berkonsentrasi, monitor TV menjadi kacau dan komputer di ruangan lain di lantai bawahnya tidak berfungsi baik. Diduga, ia menghasilkan listrik yang misterius.

Geller pun menjalani tes ESP, di antaranya menebak benda yang tersembunyi di bawah kaleng dalam ruang tertutup. Dari 14 tebakan, 12 jawabannya benar. Prestasi yang sama ditampilkan saat  ia harus menduplikasi gambar yang disimpan di dalam amplop tertutup. Dua ujian terakhir membuktikan kemampuan telepatinya atau membaca pikiran.

Namun, hasil tes itu belum bebas kritik. Joseph Hanlon dalam New Scientist menuduh Puharich dan Geller telah bersekongkol. Perlu diketahui, Dr. Andrija Puharich adalah dokter ahli peralatan kesehatan yang telah mematenkan suatu alat penerima yang dapat disembunyikan di gigi. Alat itu dapat saja menghubungkan Uri dengan orang yang memasukkan gambar di dalam amplop.

Serangan lebih keras datang saat Geller diamati Charles Reynolds (pesulap profesional yang juga Majalah Time) dan ilusionis terkenal James Randi.

Tanpa ragu Randi menyimpulkan Geller cuma penipu yang ambisius. Namun, di hadapan mereka plus dua editor Time, Geller tetap menunjukkan kemampuan telepatinya dalam menduplikasi gambar dalam amplop tertutup, membengkokkan gagang garpu dan kunci apartemen Reynold - sekadar untuk menguji garpu yang dimainkan tidak direkyasa – dengan sentuhan pelan.

Masalahnya, kedua pesulap mengklaim juga mampu melakukan hal yang sama. Selain itu, menurut Randi dan Reynold, Geller ketahuan  berbuat curang dengan menekankan garpu di pinggiran meja. Tak berhenti di situ, mereka juga menuduh Uri meninggalkan Israel karena akal bulusnya diketahui ahli komputer dan psikolog.

Maka disimpulkan, Uri Geller adalah cuma pesulap yang kadang-kadang memiliki kemampuan psikokinesis. Trik-trik sulapnya baru dimanfaatkan pada- saat ia tidak mampu mengeluarkan kekuatan pikirannya.

Masalahnya, bagaimana dengan klaim para penonton yang mengaku juga ikutan mampu mambengkokkan benda logam saat menonton acara Geller di TV? Tenaga siapa yang digunakan saat itu?

Denyut jantung meningkat 4 kali lipat

Penelitian mengenai psikokinesis, meski telah lama dilakukan (di antaranya tahun 1952), belum banyak memberi hasil memuaskan. Yang sempat dicatat terbatas pada saat-saat kejadian psikokinesis berlangsung. Ketika sebuah meja melayang, misalnya, temperatur udara ruangan turun secara dramatis. Malah seorang peserta (yang kemudian diketahui sangat peka) menjadi trance.

Rahasia psikokinesis sedikit tersingkap saat diadakan serangkaian percobaan laboratorium terhadap Nina Kulagina dari Uni Sovyet tahun 1970-an. Dari penelitian itu tampak gamblang faktor psikis dan fisik bekerja sama.

Pada sebuah tes, elektrode kecil dipasang di kepala, alat perekam ditempelkan di dada dan pergelangan tangannya, sehingga getaran listrik yang muncul selama aktivitas psikokinesis dapat dimonitor. Hasilnya, arus listrik di otaknya meningkat sangat tinggi, denyut nadinya meningkat menjadi 240 denyut per menit (pada orang normal adalah 70 denyut/menit).

Medan magnet di sekeliling Nina juga melonjak. Ketika kekuatan listrik dan elektromagnetik mencapai puncak, dua faktor itu menyatu. Saat inilah ia mampu menggerakkan objek tanpa menyentuhnya.

Satu fakta baru ditemukan, pelaku psikokinesis yang harus berkonsentrasi dengan keras akan kehilangan berat badannya. Nina sendiri setiap menjalani percobaan kehilangan 1,8 kg dari berat tubuhnya. Contoh lain adalah cenayang Eusapio Palladino (1854 - 1918) yang kehilangan 9 kg saat mengalami "kerasukan".

Menurut catatan, temperatur ruang turun hingga 4,4°C dalam 10 detik. Hal ini menunjukkan bahwa sejumlah energi telah dilepaskan. Bukti adanya pelepasan energi ini bukan hanya pada percikan sinar biru – seperti yang dilihat beberapa saksi - tapi juga pada kenyataan terganggunya fungsi peralatan listrik seperti lampu, TV, alat memasak yang dilaporkan mati-hidup sendiri. Sering juga dilaporkan alat perekam terpengaruh sehingga tidak memberikan hasil yang memuaskan. Namun, keadaan ini jarang terjadi.

Timbulnya arus listrik adalah produk sampingan lain yang dapat diukur dari psikokinesis. Beberapa percobaan dilakukan di Folkestone, Kent, Inggris, tahun 1973. Ada tujuh orang duduk mengelilingi meja. Semuanya meletakkan telapak tangan mereka di atas meja. Ternyata muncul arus listrik yang cukup kuat selama tiga detik.

Penemuan lain adalah dugaan adanya hubungan langsung antara psikokinesis dengan hiperventilasi, atau bernapas cepat dan dalam yang dipakai para cenayang untuk memasuki fase trance. Cara ini juga dipakai untuk meningkatkan aktivitas otak.

--

Tulisan ini pernah dimuat di Rubrik Maya Intisari edisi Juni 1999, dengan judul asli Pikiran, Sumber Kekuatan?