Find Us On Social Media :

Misteri Simpanse Belajar Bahasa: Andaikata Simpanse Punya Pita Suara

By K. Tatik Wardayati, Senin, 23 Februari 2015 | 19:15 WIB

Misteri Simpanse Belajar Bahasa: Andaikata Simpanse Punya Pita Suara

Makin hari Washoe makin  baik mempergunakan bahasa isyarat sampai-sampai pengetes yang tidak tahu-menahu soal proyek ilmiah yang meneliti Washoe tapi ahli ASL, dapat mengerti semua isyarat yang dikemukakan simpanse ini. Padahal Washoe belajar bahasa isyarat agak terlambat dan dari guru yang benar-benar kurang profesional dalam bahasa isyarat.

Washoe tidak sama dengan anjing yang bisa duduk saat diperintah. Ia memiliki kecerdasan. Ini memang terobosan besar yang seharusnya mengguncangkan dunia ilmu pengetahuan. Sayangnya, kenyataan bahwa simpanse dan kera besar memang berperasaan, punya warna favorit, suka menggoda, bisa bersedih hati, tak juga diakui oleh dunia ilmu pengetahuan.  Mereka lebih suka memperlakukan simpanse sebagai hewan eksperimen. Ironisnya, justru karena mereka dipandang amat mirip dengan manusia.

Simpanse bersih

Meskipun demikian dana untuk proyek ini menemui banyak hambatan. Tahun 1970 dananya habis. Nasib Washoe terancam. Bagi dunia luar, primata yang telah menguasai paling sedikit 130 isyarat ini hanyalah seekor "simpanse bersih". Maksudnya, belum dicemari penyakit, diinjeksi toksin atau racun. Itu berarti ia potensial untuk dijadikan kelinci percobaan biomedis!

Pasangan Gardner berusaha keras mencari tempat berteduh yang aman bagi Washoe. Setelah mengalami berbagai macam ketidakpastian (Washoe bahkan pernah hampir jadi penghuni kebun binatang), ia akhirnya masuk Institut Studi Primata pada Universitas Oklahoma untuk diamati oleh Roger dan Debbie Fouts.

Di situ ia dicampur dengan 15 ekor simpanse yang lain untuk diamati bagaimana ia berkomunikasi dengan bahasa isyarat. Sayang sekali usahanya sering nihil. Pernah ia berada di sebuah pulau bersama beberapa simpanse. Tiba-tiba ada seekor ular - muncul dan membuat mereka lari cerai-berai kecuali seekor  simpanse. Washoe memberi isyarat "mari-cepat-dear" kepada simpanse itu, namun usahanya sia-sia.

Washoe  juga memperlihatkan rasa jengkel terhadap kera-kera rhesus yang tak paham bahasa isyarat dengan menyebut  mereka dirty monkey alias  kera kotor. Kata dirty sebelumnya digunakan hanya untuk tinja dan barang-barang yang kotor lainnya. Kini ia mempergunakannya dalam berbagai situasi, termasuk hal-hal yang tak berkenan di hatinya.

Perkembangan selanjutnya dari proyek membahasakan Washoe tampaknya tidak hanya memuatnya bisa berkomunikasi, tetapi juga mengajarkan yang lain untuk bisa berkomunikasi dengannya.

--

Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Intisari edisi November 1997 dalam rubrik Maya dengan judul asli Andaikata Simpanse Punya Pita Suara.