Find Us On Social Media :

Mudahnya ber-Safety Driving

By Agus Surono, Rabu, 8 Desember 2010 | 16:12 WIB

Mudahnya ber-Safety Driving

Jalan raya adalah pembunuh kelas wahid. Di Indonesia sepanjang 2006 ada 15.762 orang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Kalau mau dihitung rata-rata, tiap bulan sekitar 1.300-an, tiap hari 45 orang, dan tiap jam dua orang meninggal. Itu baru yang meninggal, belum yang cacat atau sakit. Untuk mencegah tingginya angka itu bisa dimulai dari kita sendiri dengan menerapkan safety driving. Mungkin tidak berkaitan langsung, tapi jika paling tidak kita bisa meminimalkan angka tadi. Mari kita mulai dengan persiapan.

Sebelum mengendarai kendaraan, atur senyaman mungkin duduk kita. Duduklah pada kursi dan luruskan kaki kiri sampai menyentuh lantai mobil. Jangan sampai menekuk (karena bikin lelah) atau malah tidak sampai (pada mobil transmisi manual kesulitan memindahkan gigi).

Sekarang giliran punggung. Jika posisi setang kemudi bisa diatur, atur dulu bagian ini. Patokannya, jangan sampai mengalangi panel berisi informasi soal RPM dan kecepatan (namun pada beberapa jenis kendaraan panel ini ditaruh di tengah-tegnah dashboard). Yang penting jangan sampai saat memegang setir tangan kita tidak nyaman. Kalau sudah oke, julurkan tangan ke depan, lalu letakkan pergelangan tangan di atas puncak setir. Nah, pada posisi inilah sandaran punggung di atur.

Berkaitan dengan tempat duduk ini, perlu diperhatikan bahwa jangan mencopot headrest (sandaran kepala) demi gaya. Atur sandaran kepala sehingga sejajar dengan kepala pengemudi. Bayu, instruktur yang mengajari Intisari saat acara "Safety Driving with Nissan Grand Livina" memberi contoh betapa pentingnya fungsi sandaran kepala ini. Suatu ketika ada mobil berhenti di lampu lalu lintas perempatan Kuningan. Naas, mobil yang sudah berhenti itu tiba-tiba ditabrak dari belakang. Meski tidak terlalu kencang (sekitar 30-an km/jam, namun akibatnya fatal. "Pengemudi mobil yang tertabrak itu mengalami patah leher!" tutur Bayu.

Aksesori bantal yang biasa dipasang antara sandaran punggung dan sandaran kepala sebenarnya juga bisa mengundang petaka, meski tidak separah dibandingkan kalau sandaran kepala dicopot. Paling aman ya jangan diotak-atik soal ini. Para perancang mobil tentu sudah memikirkan sampai sedetail mungkin, khususnya saat terjadi benturan.

Masih soal aksesori, kali ini aksesori knob setir yang sering dipasang untuk memudahkan menyetir dengan satu tangan. Aksesori yang diadopsi dari kendaraan pengangkut barang seperti forklift ini bisa mengundang cedera bagi pengemudi. Memang, saat melakukan manuver belok atau mundur kita akan terbantu. Namun, seorang pengemudi yang memasang knob model begini jempolnya patah gara-gara melakukan manuver mundur tanpa menyadari ada batu yang membuat gerakan mobil tidak halus. Tangan pukul 09.15 Urusan mengatur tempat duduk selesai kini giliran spion yang amat membantu dalam melakukan manuver. Pengaturan spion menggunakan hukum 1/3 dan 2/3. Maksudnya, 1/3 memantulkan bodi mobil atau pandangan bawah, sisanya untuk melihat luar dan atas. Komposisi seperti ini dapat meminimalkan blind spot di samping kendaraan.

Untuk spion tengah aturlah supaya memperoleh pandangan ke belakang yang lepas. Jika menggunakan mobil berjenis MPV atau SUV, jika membawa barang di bagasi harus diatur agar tidak membahayakan penumpang. Jika terlalu tinggi dapat mengalangi pandangan pengemudi melalui spion tengah. Selain itu, penataan yang tidak rapi rentan mencederai penumpang kala kendaraan direm mendadak. Kembali Bayu memberi contoh ada sebuah mobil yang kaca depannya retak gara-gara lemparan botol dari belakang saat mobil direm mendadak. "Karenanya, kalau mau aman gunakan cargo net," sarannya.

Kalau sudah oke semua, barulah kita mulai menjalankan mobil. Jangan lupa gunakan sabuk pengaman dengan benar. Jika ada adjuster, atur ketinggian sabuk sehingga tidak menyentuh leher. Perhatikan pula sabuk bagian bawah harus menjepit pinggang. Bukan perut! Untuk mengetes apakah sabuk masih berfungsi dengan baik atau tidak, entakkan saja sabuk yang menjepit dada dengan cepat. Jika mengunci berarti masih baik.

Meski sekarang sudah banyak mobil yang memasang airbag (kantung udara), namun jangan kemudian melupakan sabuk pengaman. Bagaimanapun sabuk pengaman tetap pengaman nomor satu. Itulah sebabnya, kantung udara diberi istilah SRS yang kepanjangannya Suplementary Restraint System. Ada juga yang bilang Secondary Restraint System. Keduanya berarti sama, bukan yang pertama.

Sebelum memutar kunci kontak, biasakan untuk mengecek tuas persneling apakah berada di posisi netral atau dimasukkan ke gigi 1. Ini tentu berlaku bagi yang mobilnya dipegang banyak tangan. Ada beberapa orang yang suka memasukkan ke gigi 1 saat berhenti dengan alasan keamanan. Nah, jika kita tidak mengecek posisi gigi ini, dan langsung main kunci kontak, mobil akan meloncat. Memang tidak sampai jauh sih, tapi kalau halaman parkirnya pas bisa saja mobil mengalami lecet akibat menabrak dinding atau tembok.

Setelah mobil dihidupkan, masukkan gigi satu baru lepas rem tangan pelan-pelan. Posisi tangan saat memegang kemudi adalah pukul 9.15. Kok berubah? Tidak pukul 10.10 lagi? "Posisi yang agak rendah ini untuk mengantisipasi jika kantung udara meledak. Pada posisi lama, 10.10, jika kantung udara meledak maka tangan bisa mencederai muka. Dengan posisi 9.15, tangan yang terlempar oleh letusan kantung udara akan ke atas," tutur Bayu. Empat detik

Usahakan kedua tangan selalu memegang setir. Kecuali saat pindah gigi pada mobil bertransmisi manual. Hindarkan mengendarai mobil sambil menjawab telepon, meski menggunakan handsfree. Mengobrol memerlukan konsentrasi dan ini akan berpengaruh terhadap konsentrasi melihat jalan. Terlebih, setiap rentang waktu tertentu, misalnya 15 menit, kita harus melihat spion kanan-kiri-tengah untuk melihat situasi jalan. Jika capai, berhentilah untuk melemaskan badan. Biasanya kalau perjalanan jauh, berhentilah setelah dua atau tiga jam berkendara.

Kala jalanan menurun usahakan untuk selalu memperoleh efek engine break agar perangkat rem tidak bekerja ekstrakeras untuk memperlambat laju kendaraan. Jangan berpikir bahwa memanfaatkan engine brake akan memboroskan bahan bakar akibat mesin yang berputar cepat. Pasalnya, komputer pengatur kerja mesin akan menghentikan suplai bahan bakar ke ruang bakar sehingga mobil akan lebih irit. Jadi, mesin akan berputar akibat dipaksa oleh putaran roda di jalan.

Pada kendaraan bertransmisi manual, untuk memperoleh efek engine brake tinggal memindahkan gigi transmisi pada posisi yang lebih rendah. Namun tetap disesuaikan dengan kecepatan kendaraan agar tidak melebihi dari batas maksimal. Sedangkan pada transmisi otomatis, pengemudi dapat menggunakan tombol overdrive atau memindahkan tuas transmisi ke posisi 2 bila kecepatan memadai.

Saat berkendara di jalan tol, jaga jarak dengan kendaraan di depannya. Jarak yang aman adalah empat detik. Untuk mengukur empat detik ini, gunakan patokan benda statis di pinggir jalan seperti tiang listrik, rambu, atau pohon. Dengan mengacu ke benda tadi, perhatikanlah mobil di depan Anda. Begitu ia melewati patokan tadi, mulailah berhitung: 1.001, 1.002, 1.003, 1.004. Bila dalam hitungan 1.004 mobil Anda melewati patokan yang sama, maka Anda telah berada di dalam batas jarak aman berkendara.

Bisa jadi Anda bingung, mengapa kok menghitungnya harus menggunakan bilangan seribuan, tidak langsung saja, "Satu, dua, tiga, empat." Menurut Bayu, ketika kita mengucapkan "seribu sekian" waktunya setara dengan satu detik.

Masih di jalan tol, terkadang kita sebel bin mangkel manakala mobil di belakang kita memberi isyarat untuk mendahului dengan mengklakson dan menyalakan lampu besarnya. Meski sudah mematuhi anjuran kecepatan berkendara di jalan tol, tak ada salahnya Anda berpindah jalur untuk memberi jalan kendaraan di belakang Anda lewat. Toh Anda tidak rugi. Malah kalau Anda cuek dan kendaraan di belakang mulai melancarkan teror Anda bisa jadi terpancing.

Namun harus hati-hati saat Anda pindah lajur. Lihat apakah lajur benar-benar kosong? Kalaupun ada kendaraan, kasih tahu dengan menyalakan lampu sein. Tunggu sampai lampu berkedip minimal empat kali, baru berpindah lajur.

Mari, kita mulai dari diri sendiri dalam menerapkan safety driving.