10 Gaya Hidup Tangkal Kanker

K. Tatik Wardayati

Penulis

10 Gaya Hidup Tangkal Kanker

Intisari-Online.com – Kanker bisa disebabkan karena genetika, padahal itu tidaklah selalu benar. Perilaku sehat dapat mencegah sekitar separuh dari semua kematian akibat kanker, demikian menurut American Cancer Society.

Berikut ini ada 10 perubahan gaya hidup yang dapat meningkatkan peluang untuk menangkal kanker. Tips berikut diungkapkan Dr. Anne McTiernan, seorang peneliti pencegahan kanker di Fred Hutchinson Cancer Research Center di Seattle, Amerika Serikat, seperti dikutip oleh LiveScience.

  1. Jangan merokok atau menggunakan produk apa pun berbahan baku tembakau. MenurutNational Cancer Institute, merokok menyebabkan sejumlah kanker seperti kanker kerongkongan, paru-paru, mulut, tenggorokan, perut, dan pankreas. Merokok juga penyebab utama kematian prematur yang seharusnya bisa dicegah. Jika Anda sudah mencoba untuk berhenti sebelumnya, jangan menyerah!
  2. Lakukan pengujian (screening) untuk kanker secara teratur. Tes pengujian ini dapat mendeteksi kanker usus, payudara, prostat, leher rahim, dan kulit (tanyakan pada dokter seberapa sering bisa dilakukan dan pada usia berapa bisa dimulai tes ini). Bahkan jika kita tidak memiliki gejala apa pun, menemukannya sedini mungkin memungkinkan peluang untuk pengobatan dan penyembuhan. Tes pengujian mencakup pemeriksaan fisik, tes darah, rontgen, dan tes genetik.
  3. Batasi konsumsi alkohol. Ini berarti tidak boleh minum lebih dari dua gelas untuk pria dan satu gelas per hari untuk wanita. Peminum alkohol memiliki risiko terkena kanker mulut enam kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak minum alkohol (penelitian American Cancer Society).
  4. Lindungi kulit dari sinar matahari. Sinar ultraviolet bisa merusak DNA kulit dan menyebabkan mutasi genetik yang menyebabkan kanker kulit. Gunakan tabir surya setiap kali pergi ke luar ruangan (sebaiknya yang mengandung SPF 30 atau lebih tinggi yang melindungi dari UVA dan UVB). Gunakan juga topi lebar dan kacamata hitam.
  5. Aktif secara fisik. Orang yang aktif memiliki risiko lebih rendah terkena kanker usus besar dan payudara daripada orang yang tidak berolahraga. Tidaklah perlu menjadi seorang atlet super untuk mendapatkan manfaat dari olahraga. Coba saja lakukan olahraga yang murah seperti jalan cepat, bersepeda, menari, atau olahraga apa pun yang meningkatkan denyut jantung dan membuat kita berkeringat.
  6. Jaga berat badan normal sesuai tinggi badan. Itu berarti menjaga indeks massa tubuh (IMT) 25 atau kurang. Peningkatan IMT bisa terkait dengan endometrium, kantung empedu, esofagus, ginjal, tiroid, dan kanker usus. Tetaplah untuk stabil dalam rentang 1-4 kg sejak ditimbang pada usia 18, demikian para peneliti menyarankan.
  7. Hindari menggunakan terapi hormon pengganti untuk mengobati gejala menopause. Penggunaan hormon meningkatkan risiko kanker rahim, demikian menurut penelitian American Cancer Society. Jika memang perlu terapi hormon, batasi penggunaannya kurang dari lima tahun.
  8. Berkonsultasilah dengan dokter Anda. Pertimbangkan untuk memakai jenis pengobatan apa untuk mengurangi risiko kanker. Ada beberapa obat yang telah diuji dan ditemukan efektif untuk mengurangi risiko kanker. Contohnya, obat yang disebut modulator selektif estrogen reseptor membantu wanita dengan risiko tinggi kanker payudara, tetap bisa bebas kanker.
  9. Hindari paparan zat penyebab kanker. Paparan radiasi dan beberapa bahan kimia diketahui bisa menyebabkan kanker. Contohnya, radiasi dari sinar gamma, sinar berenergi tinggi UV, dan sinar-X bisa menyebabkan kanker pada paru-paru, kulit, tiroid, payudara, dan perut.
  10. Diet makanan bisa mengurangi risiko kanker. Pola makan nabati yaitu dari sayur-sayuran dan buah-buahan mengurangi risiko kanker, terutama kanker usus besar. Disarankan juga menjaga asupan daging merah tidak lebih dari 100 gram per hari, hindari daging olahan seperti sosis, makan setidaknya lima porsi dari berbagai jenis sayuran dan buah-buahan setiap hari, minimalkan asupan minuman manis, seperti jus, desserts, permen, roti, bagel, atau keripik. (myhealthnewsdaily)