Jangan Risih Bicara Seks Pada Anak

K. Tatik Wardayati

Penulis

Jangan Risih Bicara Seks Pada Anak

Intisari-Online.com -Pernikahan Dini. Masih ingat sinetron yang dibintangi Agnes Monica dan Sahrul Gunawan itu? Begitulah yang bisa terjadi kalau sepasang remaja belum mendapatkan pengetahuan seksual yang cukup. Lewat pendidikan seks yang terbuka dan benar dari ortu, "kecelakaan seks" itu bisa dicegah.

(Pendidikan Seks pada Anak, Kenalkan Bagian Tubuh dengan Nama Sebenarnya)

Banyak fakta menunjukkan, sebagian besar remaja yang melakukan hubungan seksual pranikah berasal dari keluarga yang kurang harmonis atau orangtua yang abai (neglect). Mereka menganggap, hubungan seksual sebagai sarana untuk memperoleh perhatian yang tak ia dapatkan dari orangtua.

Keterbukaan komunikasi dapat mudah terjalin dalam keluarga harmonis. Informasi seks yang benar pun dapat disampaikan secara mulus kepada anak. Sayangnya, banyak orangtua merasa risih dan sungkan bila membicarakan masalah seks pada anaknya. Hal itu terjadi karena adanya anggapan seks itu kotor dan tabu untuk dibicarakan. Padahal, perilaku seks adalah hal yang normal karena kita memang makhluk seksual demi kelangsungan hidup manusia.

(Perhatikan Ini Saat Mengenalkan Seks pada Anak)

Kapan dan bagaimana kita memberikan informasi dan pendidikan seks pada anak? Berikut ini paparan dari psikolog Tati Mulyawati, Psi. dalam buku Healthy Sexual Life, cara yang dapat dilakukan orantua dalam memberikan pendidikan seks.

Usia 0 - 3 Tahun:

Usia 4 - 5 tahun:

Usia 6 - 8 tahun:

Usia 9 - 12 tahun:

Usia 13 - 17 tahun:

Perlu diingat, bahwa pendidikan seks adalah tanggung jawab orangtua.

Cara-cara di atas dapat disesuaikan tergantung pada pengertian yang bisa ditangkap anak. Galilah apa yang sudah ia ketahui tentang seks agar bisa diluruskan bila ada yang kurang tepat. Yang jelas, kini saatnya orangtua lebih aktif memberikan informasi pada anak sebelum ia memperolehnya dari sumber-sumber yang tidak bertanggung jawab. Seks sudah menjadi fenomena sehari-hari sehingga tidak perlu lagi merasa tabu untuk membicarakannya bersama anak.

Artikel Terkait