Stres Hanya Menyerang Laki-laki?

Birgitta Ajeng

Penulis

Stres Hanya Menyerang Laki-laki?

Intisari-Online.com - Sudah sejak lama diketahui bahwa seorang ibu mampu mengerjakan beberapa hal sekaligus dalam waktu bersamaan. Dengan kata lain, perempuan memiliki kemampuan multi-tasking. Namun tahukah Anda bahwa perempuan juga lebih bisa mengatasi stres dibanding laki-laki. Ya, para ahli yakin mereka bisa menjelaskan mengapa demikian.Ternyata perempuan dilindungi oleh hormon estrogen, yang tampaknya "memblokir" dampak negatif stres terhadap otak. Dalam sebuah penelitian di Amerika Serikat, para ilmuwan melibatkan tikus jantan dan betina melalui serangkaian ujian yang mirip dengan tantangan yang kerap dihadapi oleh manusia, seperti masalah yang menimbulkan frustrasi dan perasaan tertekan.Ketua penelitian Dr Zhen Yan menyatakan, hasilnya, tikus betina tidak mengalami masalah dalam kemampuan mereka untuk mengenali objek yang sebelumnya sudah ditunjukkan. Sementara tikus jantan berjuang dengan memori jangka pendek mereka.Ketidakmampuan untuk mengingat objek yang akrab mengindikasikan gangguan pada bagian tertentu di otak yang mengendalikan memori, perhatian, pengambilan keputusan, dan proses penting lainnya."Penelitian sebelumnya menemukan bahwa perempuan lebih tabah untuk menghadapi stres dan sekarang penelitian kami menemukan alasannya," kata Dr Yan yang juga seorang profesor di departemen psikologi dan biofisika di University of Buffalo. "Kami telah meneliti mekanisme molekular yang secara khusus menyebabkan stres pada gender tertentu."Penelitian sebelumnya oleh profesor Yan menemukan bahwa stres yang berulang-ulang mengakibatkan kerusakan pada bagian tertentu di otak tikus jantan muda. Tetapi penemuan terbaru menemukan bahwa tikus betina baik-baik saja, bahkan setelah mereka dibuat stres.Dengan menambahkan lebih banyak estrogen terhadap tikus jantan, mereka menemukan tikus-tikus tersebut terlindungi dari efek tekanan. "Ketika sinyal estrogen di otak tikus betina diblokir, stres menunjukkan efek yang merugikan terhadap mereka," kata Dr Yan."Ketika sinyal esterogen diaktifkan pada tikus jantan, efek merugikan stres diblokir. Kami tetap menemukan efek perlindungan estrogen di tikus betina yang ovariumnya diangkat. Hal ini menunjukkan bahwa mungkin estrogen diproduksi di bagian otak yang melindungi efek buruk dari stres."Tim peneliti menemukan bahwa tingkat enzim aromatase berkaitan dengan produksi estrogen. Enzim aromatase bertanggung jawab terhadap daya tahan stres pada tikus betina. Konsentrasi enzim ditemukan lebih tinggi di otak tikus betina berdasarkan hasil penelitian di Jurnal Molekuler Psikiatri."Jika kita bisa menemukan senyawa yang sama dengan senyawa yang bisa diberikan tanpa efek samping hormonal, senyawa tersebut bisa terbukti menjadi pengobatan yang sangat efektif terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan stres pada laki-laki," kata Dr Yan. (DailyMail)