Find Us On Social Media :

S-400, Rudal Serba Guna yang Seharusnya Dimiliki Oleh Indonesia Demi Tunjukkan bahwa Negara Ini Sakti Mandraguna

By Agustinus Winardi, Selasa, 29 Mei 2018 | 18:00 WIB

Intisari-Online.com - Ketika Perang Teluk (1991) berkobar, pasukan koalisi pimpinan AS berhasil melumpuhkan kekuatan militer Irak melalui gempuran rudal-rudal balistik Tomahawk yang diluncurkan dari kapal-kapal perang.

Demikian pula ketika pasukan Koalisi AS, Inggris, dan Perancis menggempur Suriah pada 14 April 2018 lalu.

Rudal-rudal jelajah jarak jauh yang ditembakkan dari kapal perang dan pesawat tempur berjatuhan menghajar sasaran di Suriah tanpa bisa dicegah.

Lepas dari itu, setiap peperangan yang berlangsung di berbagai negara seperti di Irak dan Suriah, sebenarnya selalu dianalisis oleh para ahli TNI.

Hasil analisis itu kemudian dibahas dalam Rapat Pimpinan TNI (Rapim TNI) yang berlangsung setiap tahun.

Dalam Rapim itu, selain membahas peperangan terkini yang baru saja terjadi, juga selalu dibuat skenario, bagaimana seandainya Indonesia diserang dari negara lain.

Tak sekadar membuat skenario, anggota rapat juga membat simulasi berupa strategi dan taktik militer apa yang harusnya dilakukan.

Baca juga: Saat Denuklirisasi Korut Terancam Batal, Rusia Malah Uji Rudal Balistik Pembawa Nuklir

Biasanya jawaban dari skenario hasil simulasi itu adalah, jika Indonesia harus berperang maka ‘jawabannya’ diwujudkan dalam bentuk latihan-latihan perang yang digelar TNI sepanjang tahun sesuai anggaran yang tersedia.

Pola latihan perang pasukan TNI biasanya selalu mengandaikan jika salah satu wilayah atau pulau Indonesia direbut musuh.

Maka dari itu, pasukan RI akan segera "diturunkan" untuk melancarkan serangan balik demi merebut kembali wilayah itu dan dipastikan menang.

Tapi bisa disimpulkan dalam setiap Rapim TNI, Indonesia jarang sekali mengandaikan jika salah satu wilayahnya suatu saat mendapat gempuran rudal balistik dan cara apa yang harus dilakukan untuk melawannya juga tidak dibahas.

Pasalnya hingga kini Indonesia memang belum memiliki persenjataan antirudal seperti yang dimiliki oleh Singapura, yakni  Aster-30 buatan Prancis, Barak 1 dan Iron Dome buatan Israel, dan lainnya.