Find Us On Social Media :

Adara Taista Diduga Meninggal Karena Kanker Kulit: Buah 'Murahan' Ini Mampu Turunkan Risiko Kanker Kulit Hingga 50%

By Ade Sulaeman, Minggu, 20 Mei 2018 | 14:01 WIB

Metode perlindungan alternatif terhadap kanker kulit telah diteliti, dengan perlindungan menggunakan intervensi nutrisi menjadi kandidat potensial untuk memodulasi risiko kanker kulit.

Baca juga: Sebagai Hukuman Tahanan Muslim China Dipaksa Makan Babi dan Minum Alkohol

Bukti sebelumnya menunjukkan bahwa mengonsumsi pasta tomat dapat mengurangi sengatan sinar matahari, dan diet karotenoid, yang merupakan pigmen pemberi warna pada tomat, tertinggal di kulit manusia setelah makan pasta tersebut yang mungkin bertanggung jawab atas efek perlindungannya terhadap sinar ultaviolet (UV).

Likopen, karotenoid utama pada tomat, telah terbukti menjadi antioksidan pigmen paling efektif.

Penelitian lain juga menunjukkan bahwa asupan likopen dari makan tomat dalam keseluruhan bentuk makanan lebih efektif untuk mencegah sengatan matahari, daripada likopen yang diberikan dari suplemen yang disintesis.

Ini berarti menunjukkan bahwa senyawa lain dalam tomat dapat menyebabkan efek keseluruhan. Demikian dilaporkan oleh medicalnewstoday.

Penelitian baru yang bertujuan menentukan apakah mengonsumsi tomat keprok atau merah berbeda secara signifikan akan mengurangi tumor kanker kulit pada tikus jantan dan betina yang telah kronis terkena sinar UV.

Ternyata, tidak ada perbedaan signifikan dalam jumlah tumor yang diidentifikasi pada tikus betina dalam penelitian tersebut, jelas periste.

Namun, tim ini menemukan ketika tikus jantan diberi makanan diet tomat 10 persen setiap hari selama 35 minggu, dan kemudian terpapar sinar UV, mereka mengalami penurunan tumor kanker kulit hingga 50 persen, bila dibandingkan dengan kelompok kontrol tikus yang diberi makan namun tidak ada tomat.

Penelitian ini pun melaporkan bahwa tikus jantan lebih cepat mengembangkan tumor setelah paparan sinar UV daripada tikus betina. Dan tumor mereka lebih besar, lebih agresif, dan lebih melimpah.

"Penelitian ini menunjukkan bahwa kita perlu mempertimbangkan jenis kelamin saat mengeksplorasi berbagai strategi pencegahan," komentar Prof. Oberyszyn.

Baca juga: Terlihat Sangat Kurus Sebelum Meninggal, Inilah Penyebab Kematian Adara Taisa Menantu Hatta Rajasa