Pihak Aer Lingus menggambarkan insiden tersebut sebagai "keadaan darurat medis".
Pemeriksaan post-mortem dilakukan dalam upaya untuk menentukan apakah orang itu menderita kejang atau mempunyai sebuah kondisi medis tertentu atau apakah ada alasan lain untuk kondisinya.
(kompas.com)