Find Us On Social Media :

Tuhan Itu Baik

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 14 Januari 2017 | 20:02 WIB

Tuhan Itu Baik

Intisari-Online.com - Dua orang mengadakan perjalanan jauh. Mereka membawa seekor keledai untuk membawa barang-barang, obor sebagai penerang jalan pada malam hari, dan seekor ayam jago sebagai teman keledai.

Salah seorang dari mereka sangat saleh. Yang lain seorang skeptis. Selama dalam perjalanan, mereka berulang kali berbicara tentang Tuhan.

“Dalam segala hal Tuhan itu baik,” kata orang yang saleh.

“Kita akan buktikan pendapatmu dalam perjalanan ini,” kata orang yang skeptis.

Sebelum senja, mereka tiba di dusun yang kecil. Mereka memutuskan untuk bermalam di dusun itu. Mereka mencari tempat penginapan tapi tidak ada seorang pun yang memberikannya. Akhirnya, dengan kecewa mereka melanjutkan perjalanan ke luar dusun dan bermalam di bawah sebatang pohon.

“Kamu tadi bilang bahwa Tuhan itu baik,” orang skeptis itu berbicara dengan acuh tak acuh.

“Tuhan telah memutuskan bahwa tempat ini adalah tempat yang paling baik bagi kita untuk tidur pada malam ini,” jawab temannya.

Mereka mengatur alas tidur di bawah pohon besar, di pinggir jalan utama yang menuju dusun itu, sambil menambatkan keledai sekitar beberapa meter dari pohon. Persis ketika mereka akan menyalakan obor, mereka dikagetkan oleh suara raungan yang mengerikan. Ternyata seekor singa telah menyerang keledai mereka dan menyeretnya pergi. Dengan cepat mereka memanjat pohon guna menjauhkan diri dari bahaya.

“Kamu masih bisa berkata bahwa Tuhan itu baik?” orang skeptis itu bicara dengan nada jengkel.

“Jika singa itu tadi tidak memangsa keledai kita, ia pasti membunuh kita. Tuhan itu baik,” temannya menanggapi.

Segera setelah itu, terdengar lagi suara gaduh dari atas pohon. Mereka melihat seekor macan menggondol ayam jago mereka. Sebelum orang skeptis itu berbicara, orang saleh itu mengatakan, “Suara gaduh itu juga menyelamatkan kita. Tuhan itu baik.”

Beberapa menit kemudian angin kencang memadamkan obor yang mereka bawa sehingga praktis mereka harus tidur dalam keadaan gelap gulita. Orang skeptis itu mengejek temannya, “Tampaknya Tuhan terus berbaik hati sepanjang malam ini.” Orang yang saleh hanya diam.

Pagi harinya, mereka pergi ke dusun untuk mencari makanan. Mereka terperangah saat memasuki dusun itu. Ternyata keadaan dusun itu porak-poranda. Perampok telah menjarah penduduk dusun itu.

Orang saleh termenung dan menoleh kepada temannya, “Akhirnya jelaslah. Bagaimana bila kita bermalam di dusun ini? Bagaimana bila obor kita tidak mati? Ya, dalam segala hal, Tuhan itu baik.” (Sumber: Angin Barat Angin Timur)