Find Us On Social Media :

Jadi Pendonor Darah Selama 60 Tahun, Pria Ini Selamatkan 2,4 Juta Bayi

By Mentari DP, Rabu, 16 Mei 2018 | 16:45 WIB

Namun seiring berjalannya waktu, para dokter mengetahui bahwa penyebab dari hal yang mengerikan ini adalah penyakit rhesus, suatu kondisi di mana darah seorang wanita hamil mulai menyerang sel darah bayinya yang belum lahir.

Penyakit rhesus terjadi ketika seorang wanita hamil memiliki darah rhesus-negatif (RhD negatif) dan bayi di rahimnya memiliki darah rhesus positif (RhD positif), diwarisi dari ayah.

Baca juga: Ironi Bayi-bayi Hasil Donor Sperma, Ketika Tumbuh Dewasa Mulai Mempertanyakan Siapa Ayah Kandungnya

Jika ibu telah peka terhadap darah rhesus-positif, biasanya selama kehamilan sebelumnya dengan bayi rhesus-positif, ia diberi antibodi yang menghancurkan sel-sel darah "asing" bayi.

Para dokter menemukan bahwa Harrison memiliki antibodi langka dalam darahnya dan pada tahun 1960-an.

Dengan darah Harrison, mereka bekerja bersama secara luas untuk mengembangkan suntikan yang disebut Anti-D.

Anti-D diketahui mencegah ibu dengan darah rhesus-negatif dari mengembangkan antibodi RhD selama kehamilan mereka.

Sebenarnya dokter tidak mengerti mengapa Harrison memiliki golongan darah yang langka ini. Mereka menduka bahwa ini mungkin ada hubungannya dengan transfusi yang diterimanya ketika dia berusia 14 tahun.

Organisasi ini juga mengatakan bahwa tidak ada lebih dari 50 orang di Australia yang diketahui memiliki antibodi langka tersebut.

“Setiap kantong darah itu berharga, tetapi darah James sangat luar biasa,” kata Falkenmire.

"Lalu lebih dari 17% wanita di Australia beresiko, jadi Harrison telah membantu menyelamatkan banyak nyawa. Sekitar 2,4 juta.”

Baca juga: Bak Pahlawan dan Sangat Inspiratif, Anak Kecil Ini Rela Donorkan Ginjalnya untuk Sang Ibu