Advertorial

Ironi Bayi-bayi Hasil Donor Sperma, Ketika Tumbuh Dewasa Mulai Mempertanyakan Siapa Ayah Kandungnya

Moh. Habib Asyhad
Masrurroh Ummu Kulsum
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Mereka adalah bayi-bayi hasil dari donor sperma, tumbuh dewasa dibaluti pertanyaan siapakah ayah kandungnya sebenarnya.
Mereka adalah bayi-bayi hasil dari donor sperma, tumbuh dewasa dibaluti pertanyaan siapakah ayah kandungnya sebenarnya.

Intisari-Online.com – Di Indonesia praktik donor sperma memang masih belum diperbolehkan.

Tentu karena ini bertentangan dengan norma, baik agama atau budaya, yang berlaku di negara kepulauan ini.

Tapi tidak dengan negara-negara Barat yang melegalkan praktik ini.

Bahkan sebuah perusahaan bernama Cryos asal Denmark menjadi bank seprma terbesar di dunia.

BACA JUGA:Mengharukan, Diadopsi Keluarga Belanda 40 Tahun Lalu, Laki-laki Indonesia Ini Akhirnya Bertemu Ibu Aslinya

Menurut Sheknows.com via Kompas.com, perusahaan bank sperma ini telah mengekspor sperma yang dikemas dalam botol-botol kecil ke sekitar 80 negara.

Pada 80 negara tersebut, kurang lebih 27 ribu bayi lahir dari hasil donor sperma.

Pemilik bank sperma ini, Schou, mengatakan perusahaannya telah memiliki 1.000 orang pendonor sperma sampai tahun 2015 lalu.

Para pria pendonor dibayar dengan harga yang variatif, mulai dari 15 hingga 76 dollar AS atau setara Rp199 ribu - Rp1 juta untuk setiap donasi.

Sperma yang telah lolos uji dan siap untuk dipasarkan akan dijual dengan harga sekitar 45 hingga 1.137 dollar AS atau setara sekitar Rp499 ribu hingga Rp15 juta.

Donor sperma memang salah satu cara bagi pasangan yang menginginkan anak tapi sang suami tidak memproduksi sperma yang sehat untuk dapat membuahi.

Ini juga merupakan jalan bagi wanita single yang ingin memiliki keturunan tanpa menikah.

Menurut Richard Smith konsultan obstetrican, donor sperma dapat dilakukan lanngsung dengan perantara tabung plastik halus untuk melewatkan sperma memasuki serviks dan meluas ke rahim wanita.

Atau dapat juga dilakukan pembuahan diluar rahim di laboratorium, setelah itu sel telur yang telah dibuahi akan dimasukkan kembali ke rahim.

BACA JUGA:Saksikan 280 Pria Dieksekusi Mati dalam 11 Tahun, Begini Jadinya Wanita Ini Sekarang

Secara hukum, jika seseorang menggunakan donor sperma, bayi yang ahir akan terdaftar sebagai abaknya.

Pengecualian terjadi apabila pihak pengguna donor dan pendonor melakukan perjanjian khusus.

Namun, masalah akan muncul ketika bayi-bayi hasil donor ini lahir dan tumbuh dewasa, mereka mulai menanyakan darimana mereka berasal.

Dalam thoughtcatalog.com, 12 anak hasil donor sperma memberikan pengakuan tentang bagaimana mereka tumbuh tanpa tahu siapa ayah biologisnya sama sekali.

Berikut 5 di antaranya:

"Ini sedikit aneh karena ketika saya memberi tahu teman-teman sekolah saya, ayah saya adalah donor sperma, mereka semua melihat saya seperti dibuat di lab." (Aria, 22)

"Ibu saya menunggu sampai ayah saya meninggal karena serangan jantung untuk memberi tahu saya bahwa ayah kandung saya adalah donor sperma. Saya hanya berbicara dengannya sekali sejak itu karena membuat saya sangat marah." (Daria, 29)

"Satu hal yang mengganggu saya tumbuh adalah ibu saya selalu menyebut ayah kandung saya sebagai 'donor' bukan sebagai pribadi. Itu tidak disadari tetapi membuat saya merasa setengah dari diri saya tidak nyata entah bagaimana, saya pikir penyebab depresi yang saya alami selama masa remaja karena perasaan ini." (Cynthia, 24)

"Orang tua saya membuat keputusan yang buruk untuk tidak mengatakan bahwa saya adalah hasil dari sumbangan sperma sampai usia saya 17 tahun. Itu benar-benar mengacaukan saya secara emosional, saya tidak bisa megatasi hal itu sampai saya hampir keluar dari perguruan tinggi. Saya menghabiskan beberapa tahun benar-benar membenci ayah saya yang mencintai saya dan ayah yang luar biasa bagi saya." (Mark, 26)

"Hal utama yang saya ingin tahu adalah berapa banyak saudara tiri yang mungkin saya miliki. Sebagai anak tunggal, saya bertanya-tanya ini ketika saya masih di sekolah menengah dan saya masih bertanya-tanya tentang hal itu sekarang. Satu? Dua puluh? Lebih dari ide bertemu dengan ayah kandung saya, saya ingin bertemu dengan setengah saudara kandung yang mungkin saya miliki. Seperti apakah hidup mereka? Apakah mereka mirip dengan saya? Akankah kita mengenali diri kita satu sama lain? Ini adalah hal-hal yang masih saya pikirkan." (Mary, 35)

BACA JUGA:Fakta Mencengangkan: Wanita Jepang Banyak yang 'Jomblo' Namun yang Masih Perawan Makin Tipis!

Artikel Terkait