Penulis
Intisari-Online.com - Korea Utara telah membatalkan perundingan tingkat tinggi hari Rabu dengan Korea Selatan karena marah atas latihan militer mereka bersama dengan AS.
Kantor berita resmi KCNA di Korea Utara mengatakan latihan itu adalah "provokasi" dan latihan untuk invasi.
Kejadian ini juga menjadi peringatan untuk AS atas nasib KTT bersejarah antara Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump yang dijadwalkan untuk 12 Juni 2018 nanti di Singapura.
Sebelumnya, pada bulan Maret 2018, Presiden Trump mengejutkan dunia dengan menerima undangan untuk bertemu dengan Kim Jong Un.
"Kami berdua akan mencoba menjadikannya momen yang sangat spesial untuk Perdamaian Dunia!" tulis Presiden AS itu pada akun Twiternya seperti dilansir dari BBC.
Bahkan Departemen Luar Negeri AS mengatakan pihaknya terus mempersiapkan KTT antara Trump-Kim dengan sebaik mungkin.
Pertemuan lanjutan dengan Korea Selatan
Singkatnya, telah terjadwal pertemuan antara Korea Utara dengan Korea Selatan yang merupakan tindak lanjut dari pertemuan Tingkat Tinggi Korea yang diadakan pada tanggal 27 April 2018 silam.
Seperti disepekati pada awal pekan ini, direncanakan kedua negara bertetangga ini akan bertemu di Panmunjom, sebuah kompleks militer di zona demiliterisasi antara kedua negara yang sering disebut sebagai "kota gencatan senjata".
Masing-masing perwakilan telah merencanakan untuk membahas rincian lebih lanjut dari perjanjian yang telah mereka buat pada pertemuan bersejarah.
Hal ini mencakup hal-hal seperti membersihkan semenanjung senjata nuklir dan memutar gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea pada tahun 1953 menjadi perjanjian damai.
Poin lain yang disetujui para pemimpin dalam pernyataan bersama antar lain:
- Diakhirinya "aktivitas yang tidak bersahabat" antara kedua negara
- Mengubah zona demiliterisasi (DMZ) yang membagi negara menjadi "zona damai" dengan menghentikan siaran propaganda
- Pengurangan senjata di wilayah itu menunggu berkurangnya ketegangan militer
- Untuk mendorong pembicaraan empat arah yang melibatkan AS dan China
Baca juga:Saking Dahsyatnya, Uji Coba Nuklir Korut Bisa Memindahkan Gunung
Lalu apa sebenarnya yang terjadi sehingga Korea Utara ‘marah’?
Namun sebuah latihan militer bersama antara AS dan Korea Selatan telah membuat marah Korea Utara.
Latihan militer itu, yang dikenal sebagai Max Thunder, melibatkan sekitar 100 pesawat tempur, termasuk sejumlah pembom B-52 dan jet F-15K.
Di masa lalu, Korea Utara telah mengancam "serangan habis-habisan" dalam menanggapi latihan dan mengutuk mereka sebagai “memanas-manasi” mereka.
Nah, aksi kedua negara tersebut telah membuat Korea Utara menggambarkan mereka sebagai "provokasi" dan persiapan untuk invasi masa depan, yang merupakan sesuatu yang tidak mereka katakan sebelumnya.
Tetapi AS dan Korea Selatan selalu menekankan bahwa latihan itu murni untuk tujuan pertahanan dan didasarkan pada kesepakatan pertahanan bersama yang ditandatangani pada tahun 1953 silam.
Mereka juga mengatakan bahwa latihan diperlukan untuk memperkuat kesiapan mereka jika terjadi serangan eksternal.
Jadi apa yang terjadi dengan pertemuan antara Presiden Trump dan Kim Jong Un?
Belum ada yang tahu secara pasti.
Tapi yang pasti, Korea Utara telah melepaskan tembakan peringatan ke AS ketika mengumumkan membatalkan perundingan pada hari Rabu ini (16/05/2018) dengan Korea Selatan.
"Amerika Serikat harus melakukan musyawarah dengan hati-hati tentang nasib KTT AS dan Korea yang direncanakan sehubungan dengan keributan militer provokatif yang dilakukan bersama dengan pemerintah Korea Selatan," kata laporan KCNA.
Wartawan BBC Korea Selatan, Laura Bicker, mengatakan kata-kata dari pernyataan itu menunjukkan Korea Utara telah meragukan pembicaraan, bukannya mengatakan mereka akan dibatalkan.
Tetapi AS dengan cepat membalas soal KTT Amerika Serikat dan Korea Utara tersebut.
"Kami akan terus merencanakan pertemuan itu," kata juru bicara departemen luar negeri AS kepada wartawan.
Kita lihat saja apa yang akan terjadi antara Korea Utara, Amerika Serikat, dan Korea Selatan ke depannya.
Semoga saja kejadian ke depan bukanlah hal buruk.