Find Us On Social Media :

Pernikahan Dini Marak, Angka kematian Ibu Tinggi

By Ade Sulaeman, Selasa, 6 Oktober 2015 | 17:50 WIB

Pernikahan Dini Marak, Angka kematian Ibu Tinggi

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 menyebutkan, 12,8 persen perempuan usia 15-19 tahun sudah menikah. Pernikahan remaja terbanyak terjadi di pedesaan pada perempuan berstatus pendidikan rendah dan berasal dari keluarga berstatus ekonomi rendah.

Namun, pernikahan remaja di perkotaan, khususnya di daerah suburban, meningkat pesat. Dengan melebarnya wilayah perkotaan, peluang pernikahan dini di pinggir kota kian besar.

Ernawati (24), warga Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, misalnya, melahirkan pertama kali di usia 19 tahun. Kini, ia memiliki dua anak, hamil anak ketiga, dan tidak punya rencana punya berapa banyak anak. "Saya belum membahas soal itu dengan suami," ujarnya.

Di Puskesmas Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dalam sebulan, hampir 10 remaja berusia 15-19 tahun melahirkan. Pada 2014 ada kasus kematian remaja yang hamil karena eklampsia atau tekanan darah tinggi saat kontraksi. "Beberapa di antara mereka ialah anak SMP," kata Rusniarti, Bidan Koordinator Kamar Bersalin Puskesmas Parung.

Kehamilan usia muda juga memicu persoalan baru. Banyak ibu muda tidak paham dirinya hamil karena tidak punya pengetahuan reproduksi yang cukup. Ratna (20), warga Ciherang, Depok, Jawa Barat, menuturkan, saat hamil pertama di usia 17 tahun, ia minum obat nyeri dosis tinggi karena tidak tahu bahwa dirinya hamil sehingga keguguran.

(kompas.com)