Find Us On Social Media :

Membiasakan Anak untuk Meminta Maaf dan Memaafkan

By Ade Sulaeman, Minggu, 13 April 2014 | 19:00 WIB

Membiasakan Anak untuk Meminta Maaf dan Memaafkan

Intisari-Online.com - Orangtua zaman sekarang umumnya kerap menyepelekan pengembangan kemampuan anak untuk meminta maaf dan mudah memaafkan dalam diri anak.

Padahal, untuk membentuk buah hati menjadi seseorang yang berkualitas dan bermanfaat bagi keluarga serta khalayak luas, mereka harus terlebih dulu memiliki rasa empati, toleransi, kompromi, dan kemampuan memaafkan orang lain.(Baca juga: 3 Hal Penting Ketika Minta Maaf

Sifat mudah memaafkan mencerminkan jiwa nan bijaksana dan ikhlas. Seperti yang dikutip dari Positive Parenting Solutions, anak yang peka terhadap hal-hal kemanusiaan dapat menjadi seorang pemimpin hebat pada masa mendatang.

Berikut beberapa kiat membiasakan anak meminta maaf dan memaafkan orang lain.

Gali alasan mengapa anak menolak minta maaf

Cari tahu apa yang membuat anak sulit meminta maaf dan memaafkan kesalahan orang lain. Dengarkan saat mereka bercerita lewat komunikasi dua arah, pikiran Anda sebagai orangtua jadi lebih terbuka setelah mengetahui alasan utama mengapa anak menolak meminta maaf.

Apabila dari ceritanya terkuak bahwa sesungguhnya si kecil yang salah, sebagai orangtua, Anda harus bersikap netral, tidak berpihak, baik kepada anak maupun temannya yang menjadi “korban”.

Sebab, jika anak melihat orangtuanya membela mereka meskipun mereka salah, secara tidak langsung ini bisa menciptakan sifat “kebal hukum” pada diri anak. Jangankan meminta maaf, bisa jadi anak malah tidak akan pernah merasa salah.

Konsisten dan jangan memaksa anak

Tidak sedikit orangtua yang memaksa anak untuk minta maaf, terutama saat berada di ruang publik, tujuannya lebih pada agar lingkungan sosial melihat mereka sebagai orangtua yang sadar akan etika bersosialisasi.(Baca juga: Minta Maaf Lebih Ampuh Lewat Telinga Kanan

Padahal, gaya mengasuh yang demikian hanya akan mengerdilkan mental anak. Sebab, anak akan melihat Anda sebagai orangtua yang tidak konsisten karena aturan yang Anda terapkan hanya berlaku ketika ada orang lain. Namun, setibanya di rumah, jangankan memberikan nasihat pada si kecil, membahasnya pun tidak.

Menurut penulis buku How to Behave So Your Preschooler Will, Too!, Sal Severe, PhD, seperti dikutip dari Parents, ketika anak mulai sadar bahwa paksaan untuk mereka minta maaf saat berbuat salah hanya sekadar pencitraan belaka, maka bisa jadi anak akan lebih sering mengabaikan larangan dan peraturan yang dibuat orangtua, baik di dalam rumah maupun di luar rumah.